Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

"PERJALANAN KEMANUSIAAN" Part. 4 Panggilan Hati (Rescuer)

18 April 2022   01:47 Diperbarui: 26 Juni 2023   22:52 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Tidak. Kita tim. Ada perintah merapat, aku juga harus merapat Le." Bantah Bagus yang memang kutahu jiwa patriotnya di dunia relawan memang tidak terelakkan lagi. Ia juga banyak turun di kebencanaan sebagai tim Rescue ACT Pusat.

 "Baiklah. Kita merapat dulu ke Mako, masalah terjun ke lapangan atau tidak? Kita kembalikan ke komandan." Ucap leo kembali.

 "Baik" balas kami berdua serentak.
 Akhirnya kami yang seharusnya pulang ke rumah masing - masing pun, harus merapat ke Mako guna melaksanakan perintah merapat langsung ke Mako. Jarak Mako dengan keberadaan kami tidak terpaut jau, kira - kira hanya 10 KM. Dan kami dapat  tiba ke sana dengan jarak tempuh setengah jam bila kondisi jalanan tidak macet. Dan syukurnya sekarang masih siang, maka jalan ibu kota terlihat sedikit lunglay dan pas dengan keperluan kami yang ingin cepat sampai.

 Sesampainya ke Mako, ternyata semua mobil Rescue sudah di keluarkan dan di panaskan sembari di cek oleh ahli mekanik Mako. Aku, Bagus dan Leo pun berjalan menaiki tangga lantai 2 Mako dan ternyata sudah nampak juga kendaraan yang datang lebih dulu dari rekan tim kami yang lain. Seperti Doni, padil, riza dan Aris bila kami lihat dari beberapa kendaraan yang terparkir di depan mako.

 "Lama sekali baru muncul" ucap pak Ari.

 "Maaf pak." Ucap kami sambil menyalimi beliau.

 "Ya sudah masuk"  timbal Beliau sembari membuka pintu ruangan rapat tim Rescue.

 "Assalammuallahikum Ndan. Ini saya bawah yang ketinggalan." Ucap pak Ari.

 "Wa'allahikumussalam, baik pak Ari. Silakan duduk, kita sudah lama menunggu rekan - rekan semua" Sapa pak Kusmayadi pemimpin DERM.

  Setelah berjabatan tangan dengan orang - orang yang berada di ruang rapat, akhirnya kami bertiga pun duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh staf DERM.

 Pak Kusmayadi menjelaskan secara gamblang situasi terkini yang di dapat dari rekan ACT kami di Pasaman. Dan diakhir penjelasannya, beliau mengatakan akan mengirim kami yang saat ini hadir untuk berangkat ke pasaman malam ini juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun