"Ia. Mau gak? Atau rika mau di ceritain apa?"Â
 "Hm.. gadis pemulung juga gak apa-apa mak."Â
 "Ya sudah.
 Suatu siang di pinggir rel stasiun kereta api ada 5 anak yang mengadukan nasib mereka menjadi pemulung cilik. Mereka begitu ceria, dan tak perna mengeluhkan atas derita hidup yang di rasa. Semua semata-mata dilakukan demi untuk membantu kedua orang tua mereka. Diantara 5 orang anak tersebut, ada seorang anak gadis kecil cantik dengan warna kulit sawo matang kecokelat-cokelatan, rambut yang panjang terurai dan manisnya lesung pipi menghiasi setiap senyumnya. Namanya, jahra. Ia selalu memberikan senyuman dan tawa riang. Dia baik dan menurut, semua orang suka pada dia."
 "Rika mau jadi jahra, mak. Hm..! Terus.. mak?"
 "Suatu hari, jahra sedang mengambil cangkir plastik di dalam sebuah tong sampah? Tiba-tiba, ada 2 anak kecil dengan pakaian mewah datang dan menegur dia. Kata mereka, masih kecil udah mulung? Entar besarnya jadi apa? Maling yah hahah. Tawa mereka menghina jahra. Namun, Jahra hanya diam dan memperhatikan kedua anak tersebut.
 "Hm.. jahra kuat mak. Terus gimana mak?" Tanya rika penasaran.
 "Tak berselang lama? Datanglah 4 anak cowok teman jahra. Dan di saat melihat ke 4 anak cowok tersebut? 2 anak laki-laki nakal itu pun lari. Terus 4 anak laki-laki itu nanya ke jahra, apa dia tidak apa-apa? Dan jahra menjawab, bahwa dia baik-baik saja. Dan akhirnya ke 5 anak pemulung tersebut melanjutkan perjalanan mencari barang bekas yang bisa untuk di jual. Mereka berjalan dengan bahagia dan di penuhi riang canda tawa. Selesai."
 "Hmm.. bagus ceritanya mak. Rika pengen jadi jahra! Udah baik, suka bantu orang tua. Dan banyak temen."
 "Baguslah. Bagi mamak? Rika adalah jahranya mamak. Yang ceria, sabar, suka membantu orang tua dan banyak temen."Â
 "Iya apa mak?"