Mohon tunggu...
Muhammad Idrisman Mendefa
Muhammad Idrisman Mendefa Mohon Tunggu... -

Pengembara Spiritual. PD. JPRMI Kab. Padang Lawas. Lembaga Al-Mahabbah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mensyukuri Kemerdekaan

29 Agustus 2018   12:11 Diperbarui: 29 Agustus 2018   12:23 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila dibandingkan 73 tahun kemerdekaan yang sedang bangsa Indonesia peringati, maka 3,5 tahun kesewenang-wenangan Jepang belumlah setimpal sebagai pelipur lara bangsa Indonesia ketika itu. Apalagi, kalau ternyata saat ini, anak-anak negeri belum mampu menuliskan kongkrit pembangunan prestasi.

73 tahun kemerdekaan Indonesia, sangat tidak bersanding dengan 200 tahun. Satu abad saja kemerdekaan Indonesia belum berumur. Begitu lamanya Indonesia dicengkram Belanda, sampai berderet keturunan mengalami intervensi ketidakadilan.

Me-review penderitaan bangsa yang sangat lama itu dan me-recharge memori spirit kepahlawanan yang turun-temurun, cukupkah bangsa Indonesia merasa bangga yang beranjak ke euphoria kesombongan, kemudian melepas foya tontonan tak beradab, meneriakkan hingar bingar pelanggaran hukum, adat, dan agama sebagai bukti terima-kasih?

Dengan mengingat sejarah perjuangan orang-orang terdahulu dan para pahlawan diharapkan generasi sekarang dapat senantiasa merenungi makna dan mengingat hakikat kemerdekaan. Hingga lahirlah semangat kepahlawanan untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan segala aktivitas kebaikan dan pembangunan berkelanjutan.

Semangat kepahlawanan harus menjadi ruh perjuangan. Siapa pun yang menginginkan negara ini jaya, bangsa ini maju, daerah ini berkembang,  dan dirinya sukses menggapai cita, semangat kepahlawanan mesti diadopsi dan ditularkan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Semangat kepahlawanan seyogyanya sudah menjadi kepribadian bangsa. Bagaimana pun kondisi dan situasinya kini, karakterisasi semangat kepahlawanan tidak boleh dilalaikan. Semangat kepahlawanan mesti mengalir ke dalam hati, fikir, dan fisik bangsa. Kristalisasi semangat kepahlawanan harus berkesinambungan dalam gerakan.

Bersumber dari semangat kepahlawanan yang sudah melekat dalam diri, akan terbitlah semangat hidup. Beragam tantangan akan dikalahkan. Challanges tidak akan pernah menjadi alasan untuk tidak melanjutkan perjalanan menuju kemenangan. Perkara ekonomi, finansial, dan bermacam kekurangan kebutuhan hidup malah akan menjadi pemicu mesin motivasi dan batu loncat untuk melambung lebih tinggi sampai menggapai "bintang".

Dimensi Semangat Kepahlawanan

Semangat kepahlawanan yang harus terpaut kepada pribadi bangsa zaman ini untuk menyinari masa future adalah berhati pahlawan, berfikir pahlawan, dan berfisik pahlawan.

1. Berhati Pahlawan

Hati pahlawan itu diisi dengan keyakinan, ketulusan, ketabahan, kesyukuran, keteguhan,  kerendah-hatian, kepasrahan, kelembutan dalam menerima karunia dan kebaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun