Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Multikultural untuk Mewujudkan Pelajar Pancasilais

27 Januari 2021   10:38 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:11 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah atau ruang kelas adalah sebuah masyarakat yang kecil (mini society). Institusi Pendidikan tersebut harus menjadi laboratorium demokrasi dan tempat menyemai benih-benih toleransi. Peserta didik dalam sebuah sekolah tentunya berasal dari beragam latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan agama. Nilai-nilai toleransi, kebersamaan dalam keberagaman perlu ditumbuhkan agar mereka benar-benar bisa menghayati kebhinekaan Indonesia. Masih adanya kasus tawuran, perundungan, dan kekerasan yang terjadi di sekolah menandakan bahwa pendidikan multikultural belum berjalan secara optimal.

Pendidikan multikultural pun sangat penting untuk menghadapi globalisasi. Arus globalisasi yang begitu dahsyat sulit untuk dibendung oleh setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, melalui pendidikan multikultural, para peserta didik di satu sisi disiapkan untuk menghadapi era globalisasi dan di sisi lain untuk memperkuat jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang majemuk. Oleh karena itu, dalam konteks globalisasi, kebhinekaan yang perlu dibangun bukan hanya berlaku untuk berbagai suku, ras, etnis, dan agama yang ada di Indonesia saja, tetapi juga berlaku untuk semua suku, ras, etnis, dan agama yang ada di dunia, karena bangsa Indonesia adalah bagian dari masyarakat dunia.

Pendidikan multikultural di sekolah tidak perlu menjadi sebuah mata pelajaran khusus, tetapi bisa diintegrasikan kepada mata pelajaran yang telah ada, dilaksanakan melalui kegiatan pembiasaan, kegiatan ekstrakurikuler, dan berbagai kegiatan lainnya. Sekolah juga bisa menjalin kerjasama dengan komite sekolah atau masyarakat untuk menyelenggarakan beragai kegiatan untuk memperkuat semangat multikultural seperti kegiatan hari besar nasional, perayaan hari besar keagamaan, festival seni dan budaya, kegiatan olah raga, dan sebagainya.

Pendidikan multikultural merupakan bagian dari pendidikan karakter. Nilai-nilai yang ditanamkan antar lain; religiusitas, cinta tanah air, integritas, mandiri, gotong royong, kolaborasi, toleran, demokratis, adil, tidak diskriminatif, cinta lingkungan, cinta budaya sendiri, kreatif, peduli, berbagi, berjiwa solidaritas, berjiwa pemelajar, dan sebagainya.

Program pelajar pancasila(is) adalah sebuah ikhtiar untuk mewujudkan bangsa Indonesia menjadi warga negara yang baik sesuai dengan amanat pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semoga hal ini bisa terwujud melalui implementasi pendidikan multikultural.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun