Pembelajaran Berbasis Literasi
Sebagian guru yang sudah mengikuti pelatihan menerapkan pembelajaran berbasis literasi, mulai dari membaca 5-10 menit diawal pembelajaran dan produk berupa tulisan dan atau laporan hasil dari pembelajaran yang nantinya dijadikan bahan pajangan di kelas.
Untuk menambah kekuatan dalam pelaksanaan gerakan literasi, khususnya literasi Al Qur’an dan kitab kuning di MTs Al Mukhtariyah, melalui bantuan yang didapatkan dari Baznas Kabupaten Bandung Barat, pada bulan Januari 2016 madrasah ini mengirimkan satu orang staf pengajar dan dua orang santri untuk mengikuti pelatihan menerjemahkan Al Qur’an dan kitab kuning selama tiga bulan di sebuah pesantren di Indramayu Jawa Barat.
Setelah mengikuti pelatihan tersebut, mereka diharapkan mampu mengimplementasikannya di MTs Mukhtariyah, khususnya kepada siswa-siswa yang berminat mempelajari Al Qur’an dan kitab kuning. Para siswa diharapkan bukan hanya mampu membaca Al Qur’an dan kitab kuning, tetapi juga mampu memahaminya. Selain itu, ada juga guru MTs Al Mukhtariyah yang telah menerbitkan tiga buah novel sebagai buah gerakan literasi.
Itulah berbagai program yang dilakukan oleh MTs Al Mukhtariyah untuk membangun dan membumikan gerakan literasi sekolah sekolah/ madrasah. Semoga dapat menginspirasi dan memotivasi sekolah/ madrasah yang lain untuk melakukan hal yang sama karena gerakan literasi harus menjadi sebuah “gerakan semesta”, dalam artian menjadi gerakan yang didorong dan digerakkan oleh semua pemangku kepentingan. Gerakan literasi adalah kita. Salam literasi.
Penulis, Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Pegiat Literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H