Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

1001 Cara Membangun Budaya Literasi

5 Juni 2016   08:28 Diperbarui: 5 Juni 2016   08:54 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi buku hasil karya siswa SD Tara Salvia Bintaro. (Foto : Dok. Ruba Nurzaman).

Oleh:

IDRIS APANDI

Geliat gerakan literasi sedang terjadi dimana-mana, termasuk di MTs Al Mukhtariyah Rajamandala Kabupaten Bandung Barat. Madrasah setingkat SMP ini pun sangat bersemangat membangun dan membumikan gerakan literasi. Beragam cara dilakukan untuk mewujudkannya. Jika merujuk kepada judul tulisan ini, 1001 cara, memang cara yang dilakukan tidak sampai sebanyak itu, tetapi itu hanya gambaran terhadap semangat dan keseriusan madrasah ini terhadap gerakan literasi. Kebetulan madrasah ini, menjadi madrasah yang menjadi mitra program USAIDS PRIORITAS tahun 2013-2017 sehingga berbagai program yang dilakukan merupakan hasil binaan program tersebut.

Berdasarkan informasi yang Saya dapatkan dari Ruba Nurzaman, salah seorang guru di madrasah tersebut, ada beberapa program yang dilakukan di MTs Al Mukhtariyah dalam membangun budaya literasi, antara lain:

Kegiatan Muhadoroh

Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap hari sebelum masuk kelas semua siswa dan guru membaca Al-Qur’an (surat-surat pilihan : Waqi’ah, Yasin, Arrahman, dll) dilanjutkan membaca surat-surat pendek, membaca asmaulhusna dan shalawat secara bersama-sama. Dilanjutkan membaca buku bacaan. Kegiatan dimulai pukul 06.50 s.d 07.30 WIB. Khusus untuk hari senin dan sabtu sesi membaca buku diganti dengan menyampaikan hasil bacaan atau membacakan cerpen hasil karya siswa. Kegiatan ini bertujuan agar siswa terbiasa membaca  dan hafal Al-Qur’an serta gemar membaca.

Menata Perpustakaan

Penataan Perpustakaan merupakan hal penting bagi kami agar siswa merasa senang dan nyaman ketika berada didalam perpustakaan sehingga minat baca siswa meningkat. Kami merubah perpustakaan yang tadinya hanya sebatas gudang buku menjadi taman untuk membaca. Tadinya siswa datang ke perpustakaan hanya untuk meminjam buku itupun buku pelajaran sekarang mereka ke perpustakaan untuk membaca dan meminjam buku. Pelayanan perpustakaan diubah dari konvensional ke pelayanan sistem digital sehingga ketika siswa masuk dan atau meminjam serta mengembalikan buku tidak harus menulis lagi, cukup dengan menginput nomor anggota dan mengarahkan barcodebuku ke barcodescanner. Setelah melakukan penataan perpustakaan terjadi lompatan luar biasa kunjungan siswa ke perpustakaan, yang asalnya tidak sampai 100 kunjungan per bulan sekarang rata-rata mencapai 4000 kunjungan dalam setiap bulan.

Menata Lingkungan Sekolah dan Kelas

Manfaatkan ruang kosong atau taman sekolah untuk dijadikan tempat menyimpan buku dan membaca yang nyaman bagi siswa, menyediakan sudut baca ditiap kelas, memanfaatkan mading kelas dan mading sekolah untuk dijadikan sarana pembelajaran dan membaca siswa, memanfaatkan produk pembelajaran berbasis literasi siswa yang ditempel di dinding kelas agar mudah dibaca oleh siswa.

Memastikan Ketersediaan Buku Bacaan

Agar tidak membosankan pastikan buku-buku bacaan di perpustakaan selalu update dengan membeli buku bacaan baru dengan menggunakan dana BOS ataupun sumbangan dari siswa, Komite Sekolah ataupun alumni, bisa juga dengan melakukan pertukaran buku dengan perpustakaan sekolah yang lain dan bekerjasama dengan perpustakaan daerah.

Membentuk Klub Membaca

Untuk memfasilitasi siswa yang gemar membaca dan menulis, kamimenyediakan ruang berkumpul bagi mereka agar bisa saling memotivasi dan berbagi. Membiasakan mereka untuk mendiskusikan isi dari buku yang sudah dibaca, membuat tulisan bersama dan menerbitkan hasil tulisan siswa berupa Majalah ataupun buku kumpulan tulisan siswa.

Memilih Duta Baca

Pemilihan duta baca dilaksanakan untuk memotivasi siswa agar semakin rajin membaca. Mereka yang paling banyak membaca buku dalam satu bulan tersebut maka akan menyandang predikat duta baca dan bertugas memotivasi serta mengkampanyekan budaya baca di sekolah.

Membuat Jurnal Membaca

Jurnal membaca dibuat oleh siswa setiap habis membaca dengan menuliskan identitas buku, halaman yang dibaca, kelemahan dan kelebihan buku serta menuliskan kembali tulisan yang sudah dibaca dengan bahasa sendiri selama siswa berada di lingkungan sekolah.

Membuat Reading Diary

Reading diary merupakan bentuk keterlibatan orangtua dalam mendukung gerakan budaya membaca di rumah. Dirumah siswa dianjurkan untuk membaca minimal 20 menit sehari dibuktikan dengan mengisi reading diary yang terdiri dari identitas buku tanggal mulai membaca, resensi buku dan tanda tangan orangtua siswa.

Mengenalkan Budaya Membaca Mulai dari Siswa Mengikuti MOS

Untuk budaya membaca pada kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) dilakukan setiap hari sebelum peserta MOS memulai kegiatan selama 20 menit dilanjutkan menceritakan kembali hasil bacaannya kepada seluruh peserta diambil 2-3 orang perwakilan selama 10 menit.

Pembelajaran Berbasis Literasi

Sebagian guru yang sudah mengikuti pelatihan menerapkan pembelajaran berbasis literasi, mulai dari membaca 5-10 menit diawal pembelajaran dan produk berupa tulisan dan atau laporan hasil dari pembelajaran yang nantinya dijadikan bahan pajangan di kelas.

Untuk menambah kekuatan dalam pelaksanaan gerakan literasi, khususnya literasi Al Qur’an dan kitab kuning di MTs Al Mukhtariyah, melalui bantuan yang didapatkan dari Baznas Kabupaten Bandung Barat, pada bulan Januari 2016 madrasah ini mengirimkan satu orang staf pengajar dan dua orang santri untuk mengikuti pelatihan menerjemahkan Al Qur’an dan kitab kuning selama tiga bulan di sebuah pesantren di Indramayu Jawa Barat.

Setelah mengikuti pelatihan tersebut, mereka diharapkan mampu mengimplementasikannya di MTs Mukhtariyah, khususnya kepada siswa-siswa yang berminat mempelajari Al Qur’an dan kitab kuning. Para siswa diharapkan bukan hanya mampu membaca Al Qur’an dan kitab kuning, tetapi juga mampu memahaminya. Selain itu, ada juga guru MTs Al Mukhtariyah yang telah menerbitkan tiga buah novel sebagai buah gerakan literasi.

Itulah berbagai program yang dilakukan oleh MTs Al Mukhtariyah untuk membangun dan membumikan gerakan literasi sekolah sekolah/ madrasah. Semoga dapat menginspirasi dan memotivasi sekolah/ madrasah yang lain untuk melakukan hal yang sama karena gerakan literasi harus menjadi sebuah “gerakan semesta”, dalam artian menjadi gerakan yang didorong dan digerakkan oleh semua pemangku kepentingan. Gerakan literasi adalah kita. Salam literasi.

Penulis, Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Pegiat Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun