Anggota kelompok kami memperkenalkan diri di hadapan para siswa. (Foto : Dok. Pribadi).
Bu Madiyana, sebagai guru model memulai pelajaran. Kelas tampak masih ribut. Bu Madiyana masih berusaha untuk menyesuaikan diri dan berupaya menenangkan siswa kelas I yang memang terlihat juga belum “klik” dengan “guru dadakan” mereka. Menenangkan anak kecil memang tidak semudah menenangkan orang dewasa. Perlu kesabaran yang ekstra.
Bu Madiyana sebagai Guru Model sedang melakukan apersepsi. (Foto: Dok. Pribadi).
Diantara sekian banyak orang siswa, ada seorang siswa yang nampaknya kurang betah duduk di kursinya. Dia lebih suka berdiri atau bergerak menganggu teman-temannya. Walau demikian, dengan sabar Bu Madiyana dibantu oleh Bu Emil, dan teman-teman kami, mencoba menenangkan anak tersebut. Sejenak usaha tersebut berhasil, tetapi setelah itu, sang anak kembali keluar dari mejanya, bergerak ke depan kelas atau mengajak bermain teman-temannya. Walau demikian, Bu Madiyana tetap sabar melanjutkan pembelajarannya. Setekah Saya tanya kepada gurunya, ternyata siswa tersebut memang sehari-harinya kebiasaannya seperti itu, aktif sekali, dan senang menari.
Pada saat itu, tema yang dipelajari adalah tentang musim hujan dan musim kemarau. Sebagaimana yang diamanatkan pada revisi K-13, pembelajaran harus berbasis kepada aktivitas siswa dan menerapkan pendekatan saintifik yang terdiri dari 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan), bu Madiyana sebagai guru model mencoba mengaktifkan siswa. Bu Madiyana membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, kemudian menugaskan masing-masing kelompok untuk memasangkan gambar perlengkapan yang suka dipakai pada musim hujan dan musim kemarau.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh Bu Madiyana adalah pendekatan belajar aktif dengan berpusat kepada siswa (student active learning).Pembelajaran aktif adalah belajar yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis (Rosyada dalam Nurhayati, 2008).
Metode yang digunakan disamping ceramah, juga metode penugasan. Selama pembelajaran, Bu Madiyana, mencoba untuk mengeksplorasi kemampuan siswa. Intake siswa yang relatif bagus menyebabkan mereka tidak terlalu sulit diarahkan dan dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan relatif cepat dan tepat.
Para siswa secara antusias memasangkan gambar-gambar yang terkait dengan musim hujan dan musim kemarau pada kertas plano. (Foto : Dok. Pribadi).
Sesuai dengan konsep pembelajaran tematik, Bu Madiyana mengaitkan dengan beberapa tema mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Matematika, dan Seni Budaya dan Prakarya. Bu Madiyana dengan telaten berkeliling membimbing para siswa yang sangat aktif. Walau demikian, para siswa yang meminta untuk diperhatikan membuat Bu Madiyana sedikit kesulitan, oleh karena itu, rekan satu tim kami Bu Yetti, Bu Yayuk, dan Pak Heri membantu Bu Madiyana, dan kelas pun relatif bisa dikendalikan.