Harum masakan itu membuat ia tak sabar cepat-cepat memakai kaos tidur dan kain sarung kotak-kotak kesayangannya. Menghampiri sang istri yang sudah siap di meja makan. Makan malam mungkin lebih tepatnya makan dini hari.
“Makanlah, ini baru mama masak sore tadi, tapi papa lama sekali pulangnya jadi sayur bayamnya mama buang”
“Kok dibuang ma, kan sayang”
“Mama kan tidak suka sayur pa, tadi cuma Chan yang makan mama suapkan”
Segera saja dilahapnya masakan sang istri yang benar-benar menggoyang lidah, Ikan Nila goreng, ditambah sambal terasi. Nasi hangat yang mengepulkan asap. Nikmat sekali.
“Chan memang anak papa, dia suka sayuran” pria itu tertawa merasa bangga karena putrid semata wayangnya seperti ia.
Istrinya hanya merengut dan dan mencomot sedikit daging ikan nla kemudian mencocolnya sedikit dengan sambal terasi.
“Mama tidak makan?”
“Mama sudah kenyang, nanti kalau mama makan malam perut mama buncit ”
“Biarpun buncit tetap cantik kok, mama itu sudah langsing malah menjurus kekurus, makanlah ma, sama papa nih” ia membujuk istri tersayang yang memang susah kalau disuruh makan.
Sang istri tak bergeming tapi ia memperhatikan lamat-lamat suaminya yang makan dengan lahap. Maka mau tidak mau bangkit selera makannya.