Mohon tunggu...
Ida Roslinawati
Ida Roslinawati Mohon Tunggu... Guru - Guru

saya menyukai karya tulis ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Best Practices

1 Agustus 2023   11:01 Diperbarui: 1 Agustus 2023   11:07 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

link drive file:    https://drive.google.com/file/d/1Es9J4x_YsrIv5-16MGz6dmRK0C3FSh0D/view?usp=sharing

  

                                                                                                                                 ABSTRAK

 

MENGATASI PERMASALAHAN RENDAHNYA PEMAHAMAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 MANGSANG TAHUN PELAJARAN 2022/2023

                                                                                                                                         Oleh

                                                                                     IDA ROSLINAWATI, S.Pd

Tujuan dari penelitian ini adalah mengatasi permasalah siswa di dalam menyelesaikan soal-soal matematika terutama pada materi perkalian bilangan bulat,model yang digunakan dalam penelitian ini  adalah Problem Based learning Kemudian objek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Mangsang kecamatan bayung lencir kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 16 orang siswa

Kata Kunci : metode dan model Problem Based Learning

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

                Berkaca dari kutipan Ki hajar dewantara yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu; menuntut segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari kutipan ki hajar dewantara tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan itu menuntun bukan mendikte atau menjadikan seperti yang kita inginkan sebagai guru,melainkan guru menjadi motor pengerak bagi setiap murid agar mereka mampu menjadi diri sendiri dan menggali kekuatan yang ada pada dirinya serta mengembangkannya,oleh karena itu kita sebagai guru hendaknya memberikan atau menuntun para siswa dengan memberikan stimulus atau pancingan agar siswa mampu tetap semangat dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan serta mengembangkan bakat yang ada pada dirinya tersebut.

                    Dalam kegiatan pembelajaran sangat sering kita temui siswa kita tampak tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran hal ini mungkin disebabkan oleh kurang metode atau media yang kita gunakan sebagai guru, sehingga hasil yang di dapatkan oleh siswa dalam pembelajaran tampak kurang memuaskan oleh karena itu penulis dari pengalaman dan pengamatan penulis merasa tertantang untuk melakukan percobaan yang di harapkan mampu diterapkan kepada para guru yang lain nantinya agar dapat mengatasi salah satu permasalahannya di kelas.

              Maka dari itu di harapkan nantinya rekan-rekan guru di sekolah dapat menjadikan percobaan ini sebagai salah satu cara untuk meningkatkankan kualitas pembelajaran di kelas masing masing-masing yang berdampak pada hasil yang baik yang di peroleh siswa.

B. Rumusan masalah

  • Rumusan Masalah yang di dapat dari latar belakang tersebut antara lain :
  • 1. Siswa cenderung suka bermain saat pembelajaran di dalam kelas
  • 2. Siswa sering melamun dan tidak memperhatikan guru saat menjelaskan

c. Tujuan

  • Agar siswa tidak merasa bosan belajar di kelas sehingga pembelajaran berlangsung dengan baik serta memperoleh hasil yang juga baik.
  • Meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran matematika materi perkalian bilangan bulat.
  • Dapat berbagi pengalaman yang baik dalam pembelajaran kepada rekan rekan guru yang lain agar tejadi peningkatan mutu dan profesional guru dalam dunia pendidikan

d. Manfaat

  • Bagi Guru : Meningkatkan kompetensi yang dimiliki guru dalam pengembangan proses pembelajaran.
  • Bagi Siswa : Siswa menjadi tidak bosan dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

BAB.II

KAJIAN PUSTAKA

a. Metode  dan model Problem Based Learning 

1. Pengertian

Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks sehingga sulit menentukan bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salahsatu alat untuk mencapai tujuan sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Menurut Abdurrakhman (2010:42) secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar. Prinsip dasar pendidikan yang dimaksud diantaranya prinsip psikologis pendidikan dan prinsip pedagogis, sedangkan teknik-teknik yang terkait dengan pembelajaran diantaranya teknik komunikasi dan teknik pengelolaan atau manajemen pembelajaran.

 Metode merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu (Majid, 2013:153).

Menurut Iskandarwassid (2013:56) metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.Menurut Wina Sanjaya (2009:61) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi. Dengan demikian, strategi dan metode tidak dapat dipisahkan.

Dari pengertian diatas, dapat penulis simpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.

Metode pembelajaran menekankan proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Pemilihan metode pembelajaran tentunya harus menghindari upaya penuangan ide kepada siswa. Guru seharusnya memikirkan cara (metode) yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Dalam arti sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Belajar secara optimal dapat dicapai jika siswa aktif dibawah bimbingan guru yang aktif pula.

2. Prinsip Pemilihan Metode

Sebagai suatu cara, metode tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya jika memahami karakter dari masing-masing metode tersebut.

Menurut Nana Sudjana sebagaimana dikutip Mulyono (2012:154-159) beberapa prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih metode pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan sebagai berikut:

a. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru.

b. Aktivitas dan pengetahuan awal peserta didik

Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktivitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.

Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada peserta didik, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan yaitu mengetahui pengetahuan awal peserta didik . Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak akan kecewa dengan hasil yang dicapai peserta didik. Untuk mendapat

c. Integritas bidang study pokok bahasan

Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara integritas.

pengetahuan awal peserta didik guru dapat melakukan Pretest tertulis, tanya jawab diawal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal peserta didik, guru dapat menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada peserta didik.

d. Alokasi waktu dan sarana penunjang

Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pembelajaran satu jam materi pembelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk didalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat digunakan secara berulang-ulang.

Menurut Ahmadi (1997:52) beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan sebuah metode adalah sebagai berikut:

1. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa

2. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa

3. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya

4. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaruan)

5. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mendidik murid dalam tehnik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi

6. Metode mengajar yang dipergunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan

7. Metode yang dipergunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari

Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pembelajaran kepada siswa, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penampilan metode studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan sesama teman, simulasi karyawisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus, pemecahan masalah, seminar, bermain peran, proyek, praktikum dan lain-lain, masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan (Majid, 2013:153).

Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode Problem Based learning. Penggunaan metode Problem Based learning adalah agar guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Problem Based learning merupakan salah satu model pembelajaran kognitif yang dikembangkan oleh Barrows dan Tamblyn (1980) . Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah sebuah model pembelajaran yangmemfokuskan pada pelacakan akar masalah dan memecahkan masalah tersebut (Abbudin, 2011:243). Selanjutnya Stepien,dkk,1993 (dalam Ngalimun, 2013: 89) menyatakan bahwa PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahaptahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang memfokuskan pada pelacakan akar masalah yang ada di dunia nyata sebagai konteks pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa belajar berpikir kritis dan belajar melalui pengalaman pemecahan masalah dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

A. Langkah-langkah Dalam Mengaplikasikan Metode Problem Based Learning

Dalam menerapkan metode pembelajaran terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru. Banyak ahli yang menjelaskan penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning). John Dewey dalam Wina (2010) menjelaskan 6 langkah PBL yang kemudian ia namakan metode pemecahan masalah, yaitu:

  • Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
  • Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
  • Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang ia miliki.
  • Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
  • Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
  • Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

David Johnson & Johnson dalam Wina (2010) mengemukakan 5 langkah PBL melalui kegiatan kelompok:

  • Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa-peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
  • Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakan-tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang diperkirakan.
  • Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
  • Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
  • Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan; sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.

 Pannen dalam Ngalimun (2013) mengemukakan 8 langkah pemecahan masalah dalam model Problem Based Learning, yaitu:

  • a. Mengidentifikasi masalah.
  • b. Mengumpulkan data.
  • c. Menganalisis data.
  • d. Memecahkan masalah berdasarkan data yang ada dan analisisnya.
  • e. Memilih cara untuk memecahkan masalah.
  • f. Merencanakan penerapan pemecahan masalah.
  • g. Melakukan ujicoba terhadap rancana yang ditetapkan, dan

            h. Melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Sesuai dengan tujuan PBL untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk PBL yang dikemukakan para ahli, maka secara umum PBL bisa dilakukan dengan langkah-langkah (Wina, 2010):

  • a. Menyadari masalah;
  • b. Merumuskan masalah;
  • c. Merumuskan hipotesis;
  • d. Mengumpulkan data;
  • e. Menguji hipotesis;

           f. Menentukan pilihan penyelesaian.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa PBL dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Menyadari untuk kemudian mengidentifikasikan masalah yang ada yang sesuai dengan topik pelajaran yang sedang dipelajari.
  • Menganalisis masalah yang telah diidentifikasi untuk kemudian merumuskan masalah.
  • Merumuskan hipotesis.
  • Mengumpulkan data.
  • Menganalisis data.
  • Menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
  • Merumuskan strategi pemecahan masalah.
  • Melaksanakan strategi pemecahan masalah yang dipilih.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran berbasis masalah, siswa dituntut untuk berpikir secara kritis dan ilmiah dalam melaksanakan setiap langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah.

B. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Based  Learning 

Kelebihan Metode Problem Based Learning

  •            Sebagai suatu model pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah dinilai memiliki beberapa kelebihan (Abbudin, 2011:250), di antaranya:
  • Dapat membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.
  • Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesungguhnya di masyarakat kelak.
  • Dapat merangsang pengembangan kemampuan berpikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai aspek.

Kekurangan Metode Problem Based Learning

  • Sebagai sebuah model pembelajaran, selain memiliki kelebihan, PBL juga memiliki kekurangan. Menurut Abbudin (2011:250), kekurangan PBL antara lain:
  • Sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan tingkat kemampuan berpikir pada para siswa.
  • Sering memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional.
  • Sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar dari yang semula belajar mendengar, mencatat dan menghafal informasi yang disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis, menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri.

Berdasarkan uraian diatas sebagai sebuah model pembelajaran PBL sudah pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah membuat pendidikan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan di luar sekolah, melatih keterampilan siswa untuk memecahkan masalah secara kritis dan ilmiah serta melatih siswa berpikir kritis, analitis, kreatif dan menyeluruh karena dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk menyoroti permasalahan dari berbagai aspek. Kekurangan dari model pembelajaran berbasis masalah adalah seringnya siswa menemukan kesulitan dalam menentukan permasalahan yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa, selain itu juga pembelajaran berbasis masalah memerlukan waktu yang relatif lebih lama dari pembelajaran konvensional serta tidak jarang siswa menghadapi kesulitan dalam belajar karena dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut belajar dengan mencari data, menganalisis, merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah. Di sini peran guru sangat penting dalam mendampingi siswa sehingga diharapkan hambatan-hambatan yang ditemui oleh siswa dalam proses pembelajaran dapat diatasi.

BAB.III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Metode dan Pelaksanaan 

Metode 

  • Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan metode ceramah dan penugasan serta model Problem Based learning berbantuan media konkrit flashcard

Pelaksanaan 

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practices yang telah dilakukan penulis dengan menggunakan model Problem Based learning

  • Pemetaan KD

Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan kompetensi dasar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran yang menggunakan model Problem Based learning,berdasarkan hasil telaah KD yang ada dikelas VI. Penulis memilih materi operasi hitung perkalian bilangan bulat untuk membelajarkan KD 3.2 dan KD 3.4 Muatan pembelajaran matematika.

  • Analisis Target Kompetensi

Tabel 2.1 Hasil analisis target kompetensi sebagai berikut.

  • KD Pengetahuan
  • KD Keterampilan
  • 3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang melibatkan bilanganbulat negatif
  • 4.2.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi penjumlahan pengurangan dan perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif dalam kehidupan sehari hari
  • Target KD Pengetahuan
  • Target KD Keterampilan

3.2.1 Menganalisis operasi hitung perkalian pada bilangan bulat(C4)

3.2.2Memecahkan masalah operasi perkalianbilanganbulat (C4)

3.2.3 Menguraikan perkalian bilangan bulat menggunakan benda konkrit(C4)


4.2.1 Mengembangkan masalah  perkalian bilangan  , bulat dengan bantuan media konkrit.(P4)

4.2.2 Menentukan hasil perkalian bilangan bulat dengan menggunakan media konkrit (P5)


  • Merencanakan kegiatan pembelajaran

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang di kembangkan berdasarkan model Problem Based Learning.

B. Hasil dan pembahasan 

Hasil

Hasil yang dapat dilaporkan dari best practices (Praktik terbaik) ini diuraikan sebagai berikut ;

  • Proses pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based learning secara umum berlangsung aktif,peserta didik menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru termasuk mengajukan pertanyaan pada guru atau temannya. Aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem based learning mengharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran, baik aktif dalam melakukan percobaan percobaan maupun aktif dalam bertanya jika ada hal yang belum dipahami
  • Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem based learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer Knowledge. Setelah menyimak,mengamati dan mendiskusikan langkah langkah penggunaan media flashcard tanda positif dan negatifserta video tentang perkalian bilangan bulat, peserta didik tidak hanya memahami konsep pengunaan flashcard tanda positif dan negatif yang benar (pengetahuan Konseptual) dan bagaimana mengaplikasikan media flashcard tanda positif dan negatif kedalam konsep perkalian bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif (Pengetahuan Prosedural) tetapi juga memahami konsep perkalian yang benar dan tidak hanya sekedar menghapal operasi hitung perkalian, Pemahaman ini menjadi dasar peserta didik dalam mempelajari materi matematika tentang operasi hitung bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif Pemahaman tentang konsep menggunakan media flashcard tanda positif dan negatif membantu peserta didik dalam menganalis hasil dari operasi hitung perkalian bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif ,Khususnya pada bilangan bulat. Pemahaman tentang konsep menggunakan media flashcard tanda positif dan negatif membantu peserta didik dalam menganalisis hasil dari operasi hitung perkalian bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif.
  • Penerapan model pembelajaran problem based learning meningkatkan kemampuan peserta didikuntuk berfikir kritis dan kreatif. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dala pembelajaran.peserta didik terlihat lebih antusias dalam kegiatan
  •  pembelajaran karena peserta didik terlibat secara langsung dalam kegiatan mencoba mengaplikasikan media kedalam pembelajaran,sehingga peserta didik hanya menyimak dan memperhatikanguru mendemostrasikan media pembelajaran.
  • Penerapan model pembelajaran problem based learning juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah(Problem Solving),Model problem based learning yang diterapkan dengan menyajikan media flashcard tanda positif dan negatifserta video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah.

Pembahasan 

  • Masalah yang dihadapi

Terutama adalah peserta didik belum terbiasa belajar dengan model pembelajaran Problem based  learningdengan tujuan untuk mendapatkan nilai ulangan yang baik.

Guru selalau menguakan metode ceramah dan penugasan,peserta didikpun merasa lebih percaya diri menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapatkan penjelasan guru melalui ceramah saat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan model pembelajaran problem based learning,terlihat pula beberapa peserta didik yang masih pasif dalam kegiatan pembelajaran serta serta kurang percaya diri saat diberi kesempatan untuk mencoba menggunakan media pembelajaran.

  • Cara mengatasi Masalah

Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran,guru memberi penjelasan sekilas tentang apa,bagaimana,mengapa dan manfaat belajar secara problem based learning.

Kekurangan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan di belajarkan baik dari youtube atau pun websiste lain yang banyak menyajikan video pembelajaran yang sesuai dengan KD yang akan di ajarkan

BAB.IV

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

  • Simpulan
  • Berdasakan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
  • Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning layak dijadikan best practices ( Praktik Baik) karena dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan,berfikir kritis dan pemecahan masalah.
  • Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat,pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning yang dilaksanakan bukan hanya berorientasi HOTS,tetapi juga mengintegrasikan literasi dan Kecakapan abad 21

  • Rekomendasi
  • Berdasarkan hasil best practices pembelajaran matematika dengan model pembelajaran problem based learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan
  • Guru seharunya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku guru dan buku siswa serta jaring jaring tema yang telah disediakan tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran matematika yang kontekstual sesuai dengan latar belakang serta karakteristik peserta didik,situasi dan kondisi serta sarana prasarana sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik.
  • Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dalam belajar,tidak terbatas pada hafalan teori,Kemampuanbelajar dengan cara ini akan membantu peserta didik menguasai materi yang telah dipelajari secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
  • Bagi sekolah,terutama kapalasekolah dapat mendorong gurulain untuk ikut melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berorientasi HOTS,dukungan positi sekolah seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk mendesiminasikan best practices ini akan menambah wawasan serta pengetahuan guru lain.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun