Mohon tunggu...
Ida Fitri
Ida Fitri Mohon Tunggu... -

Sebuah tulisan mampu menciptakan sejarah ...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bara di Hati Mama

28 Agustus 2014   07:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:19 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Katakan Ma! Dimana dia sekarang, aku ingi bertemu.”

“Terkubur.”

“Maksud, Mama?”

Dua puluh tiga tahun lalu…. aku mengajak perempuan itu bertemu di taman nasional. Ia membawa bayinya.  Seperti sudah tidak makan selama dua hari ia melahap begitu saja makanan yang kubawakan. Tak berapa lama berselang, mulutnya berbusa matanya mendelik. Mati. Kuambil bayi perempuan di tangannya. Kucampakkan mayatnya ke jurang. Kupikir dia membusuk di sana.  Tak pernah diketahui orang. Tak ada penyidikan tentang mayat di jurang Taman Nasional Gunung Leuser.

“Mati! Aku memberinya racun.”

Kulihat kilat kemarahan di matanya. Aku tergidik ngeri. Tangannya meraih gunting yang berada di atas meja rias.

END

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun