Bapaknya buka suara.
“Alhamdulillah! Kami tak menyangka putri kami telah dewasa. Kami tidak punya alasan untuk tidak setuju kan, Ma?”
Kau beri aku waktu untuk menjawab. Camkan! Kau akan menyesal Mas.
“Tidak! Aku tidak setuju.”
Semua mata memandangku tidak percaya, terutama kau, Mas.
“Kenapa, Ma?!” Tanyamu dengan penekanan.
“Yolanda Reinaldi tidak cocok menjadi menantu Bapak. Ia tidak sepadan dengan Gagah, putra Bapak.”
“Kenapa begitu, Bu?” Tanya Gagah bingung.
“Yolanda hanya anak haram bapaknya dengan wanita lain.” Ujarku tegas. Kukeluarkan setiap tetes darah yang saelama ini kusimpan.
Anak itu shosk terduduk di sofa. Kau membisu tak bisa berkata-kata. Keluarga Gagah pamit undur diri. Aku melenggang ke kamar.
***