“Katakan Ma! Dimana dia sekarang, aku ingi bertemu.”
“Terkubur.”
“Maksud, Mama?”
Dua puluh tiga tahun lalu…. aku mengajak perempuan itu bertemu di taman nasional. Ia membawa bayinya. Seperti sudah tidak makan selama dua hari ia melahap begitu saja makanan yang kubawakan. Tak berapa lama berselang, mulutnya berbusa matanya mendelik. Mati. Kuambil bayi perempuan di tangannya. Kucampakkan mayatnya ke jurang. Kupikir dia membusuk di sana. Tak pernah diketahui orang. Tak ada penyidikan tentang mayat di jurang Taman Nasional Gunung Leuser.
“Mati! Aku memberinya racun.”
Kulihat kilat kemarahan di matanya. Aku tergidik ngeri. Tangannya meraih gunting yang berada di atas meja rias.
END
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H