Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

7 Film Asing Terbaik Tahun Ini yang Bisa Ditonton di Layanan Streaming

27 Desember 2022   10:56 Diperbarui: 27 Desember 2022   18:31 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemenang Palme d'Or Cannes Film Festival 2022 ini layaknya sebuah esai yang ditulis dengan gaya jurnalisme sastrawi oleh seorang penutur yang brilyan sekaligus tekun dan punya kadar humor luar biasa. 

Ia tak saja brilyan namun punya kemampuan menertawakan banyak hal tanpa merasa perlu menceramahi penonton. "Triangle of Sadness" adalah sebuah komedi tentang tiga pilar kehidupan dimana kita berada saat ini.

Mari bertemu dengan Yaya dan Carl. Ruben memperkenalkan karakter Carl dengan brilyan melalui sesi kasting model. Di sela-sela kasting, seorang presenter menghadap ke kameranya asyik mengomentari kesetaraan walau nyinyir bin nyelekit. 

Ia mengobrolkan soal kesetaraan yang tak didapatkan para model pria dimana mereka mendapatkan bayaran hanya sepertiga dari yang diperoleh model perempuan.

Kesetaraan lantas dibawa oleh Ruben ketika cerita berpindah ke kapal pesiar mewah dimana Yaya dan Carl berinteraksi dengan para orang kaya. Disini ia mulai menyinggung soal kapitalisme. Bagaimana para orang kaya merasa berkuasa dengan uangnya dan merasa bebas memerintahkan apapun yang diinginkannya. Seorang istri pengusaha kaya Rusia meminta seluruh kru kapal untuk mencoba seluncuran air di tengah jadwal kerja mereka. Dan sebagai bentuk pelayanan yang baik, mereka semua tak punya kuasa untuk menolak permintaan ajaib tersebut.

Lalu Ruben membawa kita ke bagian ketiga ceritanya dimana ia mengolok-olok soal patriarki. Rupanya kapal pesiar mewah tersebut dibajak dan lantas meledak. Sejumlah penumpang kapal selamat termasuk Abigail, seorang manajer toilet. 

Di tengah pulau tak berpenghuni mereka terdampar namun hanya Abigail seorang yang punya keterampilan mendapatkan makanan dari laut. Maka Abigail dengan serta merta meruntuhkan patriarki dan membuat laki-laki kaya yang selamat harus menghamba dan mengikuti perintahnya. Jika tak mengikuti keinginannya, para laki-laki itu akan kelaparan dan mungkin mati.

"Triangle of Sadness" bisa ditonton di Klik Film.

Ichwan Persada adalah sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun