Di Senzhen, desa nelayan yang berubah menjadi pusat industri itu, Hao berjuang. Dan ia menarik kita, para penonton, ke dalam perjuangannya yang gigih.
"Nice View" bisa ditonton di Netflix.
3. ELVIS
Siapa Elvis Presley? Bagaimana ia memilih lagu-lagu yang akan dinyanyikannya? Bagaimana ia mencampurkan banyak pengaruh musik ke dalam dirinya? Dan bagaimana ia membentuk imajinya sebagai seorang pemberontak?
Selama 159 menit, Baz Luhrmann menyajikan Elvis versinya ke kita. Dan melalui "Elvis" yang tayang di HB Go, kita melihat bagaimana Elvis mendapat pengaruh musiknya sejak kecil, bagaimana ia dengan santuy-nya bergaul dengan musisi kulit hitam di saat segregasi masih nyata dan bagaimana pengaruh keluarganya membentuk dirinya. Dan ini yang paling menarik, kita melihat Elvis dari kacamata manajernya, Kolonel Tom Parker.
Selalu menarik melihat bagaimana pembuat film garda depan membuat sosok legenda seperti Elvis, Freddy Mercury atau Elton John menjadi manusia biasa. Di tangan mereka, kita akan melihat sosok-sosok manusia yang bekerja luar biasa keras demi meraih impiannya, yang lantas terperangkap dalam mimpinya sendiri dan seringkali dibuat kesepian ketika mimpinya melambung terlalu tinggi.Â
Di dunia nyata, sosok-sosok ini bahkan sering dikultuskan, sering dipuja selayaknya pemimpin dunia/agama namun bagi pembuat film, mereka sejatinya adalah manusia biasa dengan segala problematikanya.
"Elvis" bisa ditonton di HB Go.
4. LUNANA: A YAK IN THE CLASSROOM
"Lunana: a Yak in the Classroom" adalah film nomine Oscar yang datang dari negara kecil bernama Bhutan. Negara ini dikenal di seluruh dunia karena prinsipnya yang unik.Â
Negara dengan jumlah penduduk bahkan tak sampai 1 juta jiwa ini mengusung prinsip Gross National Happiness, alih-alih mempraktikkan prinsip yang digunakan hampir seluruh negeri di dunia yaitu Gross Domestic Product.Â