Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Catatan Mercy Sihombing: Hitung-hitungan Politik Jokowi dan Prabowo Hadir di Akad Atta Aurel

5 April 2021   07:30 Diperbarui: 5 April 2021   07:40 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/kemensetneg.ri

Akad dan Pesta Nikah Atta-Aurel (AA) tidak bisa disangkal adalah panggung politik.  Silakan sebut, apakah panggung politik nonformal atau justru memang panggung politik yang sudah penuh hitungan yang menguntungkan. Tentu saja, Pak Jokowi dan Pak Prabowo dan Pak Bambang Soesatyo sudah memperhitungkan berbagai aspek sehingga memutuskan hadir di acara akad nikah.

Bahwa jelas, musuh-musuh politik akan menggunakan kehadiran mereka dengan kritikan dan  sentimen negatif. Misalnya membandingkan acara Akad Nikah AA dengan acara perayaan perkawinan anaknya seseorang di jalan Petamburan Jakarta.  Apalagi waktu pelaksanaan masih hitungan sama-sama masa covid sehingga tetap ada protokol kesehatan untuk larangan berkumpul.

Namun kritikan itu pastinya sudah dipikirkan Jokowi, Prabowo dan Bamsoet. Sebelum mereka memutuskan hadir atau tidak, kemungkinan besar pihak internal Istana sudah berhitung  plus minus kehadiran di akad nikah tersebut. 

Jadi sudah jelas,  hitung-hitungannya adalah lebih menguntungkan jika Pak Jokowi datang ke acara akad, daripada tidak datang. 

Secara liputan media, jelas, kehadiran Jokowi mungkin menjadi faktor pertimbangan juga bagi  RCTI menyiarkan live streaming.  Kabarnya acara AA membuat rating teve milik Hari Tanoe berhasil ditonton jutaan orang.  Kalau kita berhitung  Atta dengan 20 juta follower ditambah  fans Aurel, fans Anang, fans Ashanty, dan tak ketinggalan fans Krisdayanti akan menyempatkan diri menonton acara tersebut. 

Jadi jelas acara akad nikah AA yang dihadiri tiga pejabat utama Indonesia selain hitungan politis ada hitungan bisnis juga. Sebutlah pihak RCTI yang mendapat siraman iklan dan sponsorship melimpah dan penganten yang pastinya kebagian hasil iklan, sponsor, endorsment, sampai royalti. 

Obrolan Club House

Sabtu malam kemaren saya ikutan ngobrol seru di Klub Politik Indonesia di Clubhouse. Topiknya Mengapa Pak Jokowi dan Prabowo sampai hadir ke acara pernikahan Atta dan Aurel,  influencer dan artis Indonesia.

Sementara Bamsoet yang ketua MPR,  untuk sementara tidak terlalu banyak dikomentari, mengingat sudah lama bekerja sama  dengan Atta Halilintar.

Kembali ke pertanyaaan awal, mengapa Jokowi dan Prabowo sampai hadir ke acara tersebut?  Apakah Presiden RI  kurang kerjaan?

Jawabannya bisa dari berbagai sudut. 

Pertama,  mayoritas orang Indonesia menyatakan bahwa pernikahan anak lebih ke bukti  betapa luasnya relasi dari orangtua pengantin. Bagaimanapun Anang pernah jadi anggota DPR dan saat ini Krisdayanti juga anggota DPR. Dan bukan rahasia kalau keduanya mendukung Jokowi baik secara pribadi maupun sebagai anggota partai. Jadi wajar jika Jokowi membalas dukungan orangtua pengantin dengan memenuhi undangan sebagai saksi akad nikah. Bahkan konon Prabowo sengaja mengatur kepulangan dinas dari Rusia agar bisa hadir on time di akad nikah tersebut. 

Kedua, justru yang menarik dikomentari adalah posisi Jokowi dan Prabowo sebagai saksi keluarga.  Jokowi sebagai saksi dari keluarga Atta dan Prabowo sebagai saksi keluarga Aurel. Posisi keduanya malah mengundang komentar yang dikait-kaitkan dengan politik tahun 2024.

Apakah itu sinyal bahwa nantinya Jokowi merestui Prabowo sebagai penerusnya? Atau memantapkan wacana Jokowi dan Prabowo mungkin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia di 2024.

Bahkan instagram resmi Lembaga Sekretariat Presiden ikutan memposting akad nikah Atta dan Aurel. Eh busyet, memangnya itu termasuk acara resmi kenegaraan ya? 

Lembaga Kepresidenan

Beberapa pembicara di Clubhouse mengaku mengaku kecewa; karena semestinya Jokowi sebagai Presiden Simbol Negara  tidak men-degradasi  sakralnya Simbol Kepresidenan.  

Bahwa dengan hadir ke acara akad tersebut, membuat  rakyat kecewa.  Kekecewaan karena aspek "melanggar protokol kesehatan" yang meminta rakyat di rumah saja dan tidak mudik. Sedangkan presidennya malah datang ke acara "kumpul-kumpul'. 

Atau kritikan di tengah penderitaan rakyat, Presiden malah mendukung kemewahan yang dipamerkan di acara akad nikah di hotel mewah tersebut. Dan tak terhindarkan wartawan mencari tahu, designer baju penganten dan keluarga dan kemewahannya.  

Atau suara kekecewaan rakyat yang muncul sejalan komentar khas netijen +62,  apakah sekarang Presiden sedang "kurang kerjaan" sampai ikutan ngurusin akad nikah. 

Pertanyaan dan komentar itu mendapat respon dari peserta Clubhouse yang kebetulan hadir langsung di acara  perkawinan tersebut.  Pak Yusuf Hasnoputra, kakak Ashanty.  Pak Yusuf mewanti-wanti agar kita  tidak mengatasnamakan rakyat. Rakyat yang mana?  Karena pengantin dan keluarga besar Anang Ashanty adalah rakyat juga. 

Yusuf mengatakan, kalau memang mengkritik, sebaiknya atas nama pribadi saja. Selama atas nama pribadi, menyatakan kritikan adalah hak setiap orang. 

Nah, ketika para moderator Club House ruang Politik Indonesia meminta komentar, saya memilih sudut pandang sebagai rakyat jelata yang bukan penonton televisi lokal.  Kebetulan, sebulan ini saya tidak punya saluran televisi lokal. Kita memilih berlangganan netflxx saja sebagai hiburan melepas penat usai bekerja seharian di rumah saja.  

Kehebohan akad nikah AA yang dihadiri presiden itu justru saya tahu dari  grup WA saya, grup  Finalis Putri Remaja Indonesia. Karena pada acara akad AA, hadir sosok Ade Hestia, yang adalah teman kami, sesama Putri Remaja Indonesia. Ade didapuk  menjadi wakil keluarga Halilintar menyerahkan seserahan ke keluarga Aurel.

Buat yang belum tahu, Ade Hestia Faruk mewakili keluarga adiknya, yakni Lenggogeni Faruk yang adalah ibu kandung Atta Halilintar. Ibu dan ayah kandung Atta beserta geng Halilintar ternyata  tidak  hadir karena tinggal di Malaysia. 

Karena itulah justru Ade Hestia dan suaminya yang menyerahkan seserahan tersebut. 

Ketidakhadiran keluarga Geng Halilintar secara langsung di akad nikah Atta wajar jika mengundang tanya dari Netijen +62. 

Kepo-nya netijen juga dimuntahkan di sosmed, dari   instagram, twitter, youtube, sampai tiktok dan juga media massa. 

Bagi orang Indonesia pada umumnya, semestinya acara akad nikah itu dihadiri keluarga inti, ayah ibu kakak dan adik semua. Itu lebih penting dibanding kehadiran orang lain, sekalipun itu presiden dan menteri negara. 

Sementara  keluarga Aurel hadir penuh. Adik -adik Aurel hadir dan mengambil bagian di acara tersebut. Dua ibu fenomenal, Krisdayanti dan Ashanty rukun bersanding bersama. Sementara Anang, sang ayah kandung tersenyum bangga.  

Politik Pesta Kawin

Nah kembali ke pertanyaan awal tadi, apakah acara yang disiarkan live oleh RCTI itu menjadi panggung politik nonformal bagi pejabat Indonesia? 

Jika jawabannya ya, itu panggung politik juga.  

Maka sah sah saja, jika  para politikus dengan  jeli dan cerdas memanfaatkan panggung akad dan atau pesta pernikahan. Apalagi jarang-jarang toh ada acara pernikahan di live streaming televisi nasional  yang  ditonton puluhan juta milenial.  Jangan lupa, milenial menjadi kelompok pemilih terbanyak nanti di pemilu 2024.

Kalaupun tetap ada orang yang kritis  dan sinis pada  kehadiran Jokowi dan Prabowo di moment tersebut, itu sah juga.  Namun tolong dicatat Jokowi datang bukan dengan mobil kepresiden. Demikian juga Prabowo, tidak datang dengan mobil dinas menteri.  

Jika masih ada kelompok yang kurang puas,  maka saya ajak  kita melihat   Jokowi dan Prabowo yang diminta sebagai saksi oleh kedua pengantin. Mengapa? Kalau saya baca di sosmed karena  Atta dan Aurel sangat mengagumi Jokowi dan Prabowo. Bahkan demi menyatakan keseriusan cintanya pada Aurel, Atta nekad mencari cara meminta Jokowi dan Prabowo menjadi saksi nikah. 

(Buat Atta Halilitantar, tolong dong kasih tahu saya, strategimu sampai Pak Jokowi dan Pak Prabowo bersedia menjadi saksi nikah. Siapa tahu strategi itu bisa bermanfaat jika saya membutuhkan saksi pernikahan putri saya, walaupun kayaknya belum dalam dua tahun ini, hehehe)  

Dari sisi sebaliknya,  Jokowi dan Prabowo juga manusia  biasa. Manusia yang punya kebutuhan bersilaturahmi. Apalagi jika kehadiran mereka merupakan kebanggaan bagi keluarga yang punya hajatan. Itu berarti membawa kebaikan toh.

Lalu, kenapa saya jadi ingat Ahok, Basuki  Tjahja Purnama, yang sangat terkenal dengan kebiasaannya menghadiri di pesta perkawinan rakyat biasa, ketika ia  menjadi Gubernur DKI Jakarta.  

Kabarnya setiap Sabtu, Ahok menyempatkan diri menghadiri undangan para lurah, camat, bahkan orang biasa ke pesta pernikahan anaknya. Selain menjadi kenangan indah dan kebanggaan bagi pengantin dan keluarganya, konon angpao  Ahok lumayan tebal --yang akan melebarkan senyum kebahagiaan pengantin. 

Moga-moga kalau nanti saya mantu, bisa undang  Pak Ahok, Pak Prabowo, dan Pak Jokowi sekaligus. Pertanyaanya, bagaimana caranya supaya mereka bertiga berkenan hadiri undangan kita, rakyat jelata ? Ada yang bisa kasih info caranya? 

Tenang saja, kami nggak buru-buru kok. Putri pertama saya baru 22 tahun dan  masih sibuk nyusun thesis Masternya. Jadi dalam tiga tahun ini kayaknya belum mikirin nikah. Hmmmm.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun