Tahun 80 an saat tante dan kakak serta adiknya mulai kuliah di Jogja, tabungan emas di toples itu lah menjadi penyelamat. Tiap ada yang masuk kuliah beberapa perhiasan di toples dijual. Setahun lagi ada yang kuliah dijual lagi begitu seterusnya karena jarak mereka setahun-setahun. Sebuah metode menabung sederhana tapi mampu membuat mimpi pendidikan tinggi tercapai.
Kata tante saat adek terakhirnya masuk kuliah orang tuanya mulai pensiun. Dan semua kebutuhan selama kuliahnya hanya mengandalkan emas dalam toples yang tersisa. Singkat cerita tante beserta kelima saudaranya berhasil lulus sarjana semua di Jogja. Sebuah prestasi pada jaman itu karena saat itu tidak semua orang bisa kuliah. Tante menyebutnya toples penggapai mimpi.
Dari orang tua tante aku juga belajar banyak hal. Tentang investasi emas. Yang tidak tergerus inflasi dan bisa digunakan kapan saja. Nilainya pun tetap tidak tergerus inflasi. Bahkan harganya semakin lama semakin naik.Â
Jadi kalau ada rejeki aku juga ingin berinvestasi emas kembali. Â Mungkin bisa dimulai dari emas satu gram karena semua emasku sudah terjual sebagai dana darurat setahun lalu.Â
Kestabilan keuangan negara memang dimulai dari hal-hal kecil seperti kestabilan keuangan dalam rumah tangga. Mungkin kiat-kiat diatas dan belajar banyak hal dari masa lalu dari kebangkrutan bapak sampai tips biaya pendidikan dari tante dan orang tuanya bisa menjadi pelajaran bagiku dan kita semua untuk berinvestasi. Selamat menabung teman-teman.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H