Untuk makan sehari-hari kami mengandalkan nenek alias numpang makan di rumah nenek. Hampir setahun bapak bangkrut sampai akhirnya bapak bangkit lagi setelah mendapat pinjaman kalung emas dari nenek. Yup..kalung emas pinjaman nenek dijual dan bisa untuk modal awal. Kebetulan jumlah gramnya banyak.
Dari cerita bapak aku belajar banyak hal. Meskipun ibu rajin menabung dan bapak punya tabungan tapi semuanya akan habis dalam sekejap apabila kita tidak punya perhitungan yang cermat dalam membelajakannya.Â
Bapak salah karena semua tabungannya habis tak bersisa untuk membangun rumah. Bapak lupa menyediakan dana cadangan, dana darurat atau bahkan tabungan untuk kami anak-anaknya sekolah kelak. Demi sebuah prestise rumah besar nan mewah. Dari bapak aku belajar bahwa hidup itu harus terencana.Â
Kini aku sudah menjadi ibu dari tiga orang anak. Untuk urusan keuangan aku benar - benar terencana. Kebetulan aku hanya ibu rumah tangga dan tidak berpenghasilan. Jadi saat suami gajian harus cermat dan menempatkannya dalam beberapa pos.Â
Itu adalah salah satu caraku untuk menjaga kestabilan keuangan dalam rumah tangga. Karena menurutku sebesar apapun penghasilan, jika tidak tepat mengelolanya akan habis begitu saja. Pun jika gajinya kecil tapi jika tepat pengelolaannya akan stabil. Kiat-kiat menjaga kestabilan keuangan rumah tangga menurutku :
1. Segera lunasi kartu kredit
Kami hanya mempunyai satu kartu kredit. Niatnya bukan untuk hutang tapi untuk mempermudah pembayaran. Jadi setiap gajian tiba tagihan di kartu kredit kami bayar lunas karena niatnya hanya untuk mempermudah pembayaran dan bukan untuk berhutang.Â
2. Tempatkan pos-pos pengeluaran dalam amplop
Setelah gajian aku biasa menempatkan uang gaji dalam pos-pos pengeluaran dan diletakkan dalam amplop. Memang kesannya kuno. tapi cara ini efektif karena aku tidak akan mengambil dana di amplop lain jika aku kekurangan uang. Jadi  jumlah uang yang keluar lebih terpantau. Aku masukin amplop dana untuk belanja sebulan, gaji Mbak ART, uang zakat,infak sodaqoh, arisan sebulan, bayar sampah dan satpam.
3. Tidak konsumtif
 Kami memang tidak konsumtif. Tidak membeli baju atau barang tersier setiap bulan. Kami membeli baju, sepatu atau tas jika barang sebelumnya sudah rusak. Sepertinya terkesan pelit. Tapi sebenarnya tidak pelit. Hanya menjaga agar tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan dan hanya menumpuk di lemari atau rak sepatu.Â