Para pendengar pun terharu, dan ada yang tersenyum-senyum sendiri mendengar Harbalang menceritakan sumber inspirasi buku itu sehingga tercipta. Harbalang atau yang dikenal Amelia dengan nama Lang, menatap ke Amelia. Bukan main senyuman Ani. Ani pikir tatapan dan senyuman Lang dialamatkan padanya.
Setelah acara, yang memiliki buku meminta berpose dengan Harbalang dan menandatanganinya. Tanpa terkecuali, Ani. Berbeda dengan Amelia. Walau ia tidak menyangka akan bertemu dengan Lang, ia tidak perlu meminta goresan pena pada Lang, karena ia lah buku aslinya. Yang ia butuhkan adalah sentuhan tangan dari Lang.
Kerinduannya bertemu Lang ternyata terkabulkan. Perasaannya berbalas juga dari Lang setelah Lang mengatakan bahwa ia menyukai gadis yang menjadi inspirasi buku itu. Saat selesai menandatangani buku, Lang mendekati Amelia. Di depan Amelia, Lang mengungkapkan perasaannya. Mulut Ani ternganga, tidak yakin dengan apa yang dilihat dan didengarnya.
Tidak butuh lama untuk jatuh cinta. Tidak perlu lama memendam rasa. Dan lebih tidak perlu lagi adalah menyimpan perasaan sedih. Bahagia bukan ditunggu, tapi diciptakan.***
Sumber gambar: pixabay.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H