Mohon tunggu...
IAT Sadra 22
IAT Sadra 22 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Kumpulan Karya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Al-Qur'an dan Sains Teknologi

17 Desember 2023   16:07 Diperbarui: 17 Desember 2023   16:55 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Aura Paramazzahra dan Emmiyatun 

A.Pengertian Sains dan Teknologi

Kata "sains" dan "teknologi" semakin umum dalam berbagai konteks percakapan dan diskusi sehari-hari. Kombinasi dari kedua konsep ini sering kali disingkat menjadi "saintek" sebagai akronim atau singkatan. Penggabungan ini mencerminkan pemahaman bahwa sains dan teknologi bekerja bersama untuk menciptakan pengetahuan dan inovasi yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Penggunaan "saintek" sering muncul dalam konteks pendidikan, penelitian, pembangunan teknologi, dan diskusi tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum. Perlu diingat bahwa meskipun "saintek" adalah singkatan yang umum digunakan, sains dan teknologi tetaplah dua domain yang memiliki peran dan karakteristik unik masing-masing. 

Dalam konteks bahasa Arab, "al-'ilm" dapat diterjemahkan sebagai "pengetahuan." Kata "ilmu" dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi terjemahan dari "science" dalam bahasa Inggris. Meskipun pada awalnya "science" dalam bahasa Inggris diambil dari kata Latin "scientia," yang berarti pengetahuan.  

Seiring waktu, makna dan penggunaan kata tersebut berkembang menjadi lebih spesifik, merujuk pada penelitian, metode ilmiah, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia fisik dan alam. Namun sains tidak hanya mencakup pembelajaran dan pemahaman tentang fenomena alam, tetapi juga melibatkan metode ilmiah yang sistematis untuk menguji dan membuktikan kebenarannya. Dengan kata lain, sains melibatkan proses pengujian hipotesis melalui observasi, eksperimen, dan analisis data untuk mendapatkan bukti yang dapat diandalkan. 

Pendapat Andi Hakim Nasution memberikan sudut pandang yang mencerminkan hubungan antara sains dan teknologi. Dalam pandangannya, sains dihasilkan melalui nalaran akal manusia dan didasarkan pada pengalaman-pengalaman manusia yang diorganisir secara sistematis. Andi Hakim Nasution juga menyebutkan bahwa sains, jika dikembangkan, dapat menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia. Produk tersebut kemudian dinamakan teknologi. 

Teknologi secara umum dapat diartikan sebagai suatu hal atau sistem yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau untuk mencapai tujuan tertentu. Teknologi seringkali melibatkan penerapan ilmu pengetahuan dan keahlian praktis untuk merancang, membuat, dan menggunakan alat, mesin, perangkat lunak, atau sistem lainnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa teknologi bukan hanya sekadar alat atau barang, tetapi juga melibatkan pengetahuan dan keahlian dalam penerapannya. Dengan adanya teknologi, manusia dapat meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan kemampuan mereka dalam berbagai aspek kehidupan. 

Makna teknologi, serupa dengan konsep sains, telah berubah sepanjang waktu. Kata "teknologi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu "technologia", yang diperoleh dari kata dasar "techne" yang berarti seni. Menurut Manuel Castells, seorang ahli sosiologi yang dikutip oleh Capra, teknologi dapat didefinisikan sebagai kumpulan alat, aturan, dan prosedur yang menerapkan pengetahuan ilmiah untuk suatu pekerjaan tertentu dengan cara yang memungkinkan pengulangan. Dengan kata lain, teknologi melibatkan penggunaan pengetahuan ilmiah untuk menciptakan alat atau sistem yang dapat digunakan secara berulang dalam konteks tertentu. Ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya terkait dengan perangkat fisik, tetapi juga mencakup aturan dan langkah-langkah praktis yang menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Idris HM Noor menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan adalah penjelajahan yang terorganisir untuk memahami berbagai fenomena di alam semesta dan akumulasi sistematis dari pengetahuan tersebut. Sementara itu, teknologi diartikan sebagai penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menyelesaikan berbagai masalah guna meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah proses sistematis dalam mendapatkan pengetahuan, sedangkan teknologi merupakan cara untuk menggunakan pengetahuan tersebut guna memecahkan masalah dan mencapai kesejahteraan bagi manusia. 

B.Perkembangan Sains dan Teknologi

Sejarah kemajuan sains dimulai dari kegiatan pengamatan manusia terhadap peristiwa alam, seperti fenomena matahari yang muncul di timur dan tenggelam di barat. Hal yang sama berlaku untuk pengamatan pergerakan benda-benda langit seperti bintang-bintang pada malam hari, yang menjadi dasar awal perkembangan ilmu astronomi yang sangat bermanfaat sebagai panduan arah dalam pelayaran laut. 

Dr. Draper dalam bukunya mengungkapkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dimulai pada tahun 638 M di Iskandariah (Alexandria). Ia mencatat bahwa upaya pengembangan ilmu pengetahuan oleh kaum Muslim dimulai sejak penaklukan Iskandariah pada tahun 638 M. Dalam kurun waktu kurang dari dua abad sejak saat itu, mereka berhasil menguasai seluruh naskah ilmu pengetahuan Yunani dan dapat menjelaskannya dengan benar. 

Pada masa tersebut, pengetahuan mengalami kemajuan signifikan dalam berbagai bidang, termasuk ilmu kimia, fisika, astronomi, matematika, kedokteran, dan farmasi. Ilmuwan Muslim seperti Jabir Ibnu Hayyan, al-Kindi, dan al-Razi memberikan kontribusi penting dalam perkembangan ilmu kimia. Sementara itu, ahli matematika terkenal seperti al-Khawarizmi dan Umar Khayyam juga turut mencatat prestasi yang signifikan dalam perkembangan matematika pada masa tersebut.

Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa awalnya, teknologi berkembang tanpa keterkaitan yang kuat dengan perkembangan sains. Namun, seiring berjalannya waktu, menjadi jelas bahwa perkembangan sains dan teknologi saling berpengaruh satu sama lain. Fakta ini menegaskan bahwa perkembangan dalam bidang sains dapat menghasilkan kemajuan dalam teknologi, dan sebaliknya, perkembangan teknologi juga dapat mendorong kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Keterkaitan erat antara sains dan teknologi merupakan realitas yang tidak dapat diabaikan.

Pada dasarnya, "modernisasi teknologi" dan percepatan kemajuannya telah menjadi fokus utama dalam suatu perlombaan, di mana setiap individu dan bangsa berlomba-lomba untuk mengadopsi modernisasi teknologi sebagai bagian dari budaya global. Idealisme ini mencerminkan sikap yang representatif dan positif, karena perkembangan teknologi dianggap sebagai sarana yang dapat membantu manusia dalam mempermudah berbagai kepentingannya. Ini mencakup komunikasi, perkakas kerja, dan hampir semua aspek kehidupan manusia yang dapat ditangani secara mekanik. 

C.Perkembangan sains dan teknologi dalam Islam

1.Kemajuan Sains dan Teknologi Di Dunia Islam

Selama beberapa abad, dari abad kesembilan hingga abad Kelima belas kaum muslimin merupakan pemimpin kaum intelektual Di bidang sains dan teknologi. Sebagai orang muslim, tentunya merasa Bangga akan lintasan-lintasan yang gemilang dalam peradaban sejarah Islam itu. Namun, memandang kembali kegemilangan kebudayaan Atau peradaban masa silam seseorang bisa menjadi sesuatu yang baik Atau buruk tergantung pada maksud yang dikandungnya. Jika Gagasan untuk menggunakan potensi-potensi masa lalu semata demi pengagungan diri atau menenggelamkan diri dari realitas masalah masalah kaum muslimin dewasa ini, maka itu tidak akan ada gunanya bagi perkembangan masyarakat muslim kontemporer. Tetapi jika gagasan itu adalah untuk mengilhami kaum muslimin agar bangkit lagi mencapai kehebatan itu dengan mengikuti langkah-langkah positif para pendahulu mereka dalam barisan mereka menuju kemajuan, maka itu adalah tindakan yang bermanfaat.

Berbeda dengan keadaan di Eropa, pengetahuan di negara Islam bahkan berkembang pesat pada masa antara abad ke-7 hingga abad ke-15. Kegiatan intelektual dalam berbagai bidang pengetahuan berawal dari kota Bagdad, yang pada masa pemerintahan raja Harun al-Rasyid menjadi pusat dunia yang amat makmur dan mempunyai arti internasional, karena merupakan pusat perdagangan. Di samping itu juga ada kegiatan penerjemahan tulisan-tulisan para ahli dari Persi, Sanskerta, Siria, Yunani, dan India ke dalam bahasa Arab. 

Dengan adanya penerjemahan itu orang arab dengan mudah mempelajari pengetahuan dan mengembangkannya. Perkembangan pengetahuan pada masa itu meliputi ilmu kimia, fisika, astronomi, kedokteran dan farmasi. Ilmuwan muslim yang mempunyai sumbangan dalam ilmu kimia antara lain adalah Jabir Ibny Hayyan, al-Khindi, dan al-Razi 

Dengan mempelajari keadaan muslimin di masa lampau, di Mana mereka mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan Mengembangkannya, dapatlah diambil kesimpulan bahwa al-QuranTidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, malah menjunjung Tinggi ilmu pengetahuan.

2.Kemunduran sain dan teknologi di dunia Islam

Dalam mempelajari periode keemasan di atas dapat diketahui faktor-faktor positif yang membantu untuk menghadirkan peningkatan dan kemajuan dalam sains dan teknologi serta menumbuhkan pemikiran-pemikiran ilmiah yang kreatif dan orisinil. Jika faktor- faktor ini sudah diketahui, maka harus menerapkannya ke situasi masa Kini, agar dapat juga diketahui faktor-faktor penyebab kemunduran dan stagnasi sains dan teknologi Islam.

Keterbelakangan umat Islam dalam sains dan teknologi saat ini menurut Dr. Ahmad Amin hanya karena satu sebab, yaitu terletak pada umat Islam sendiri. Dengan kata lain dalam 7 abad pertama sejarah umat Islam dapat dibanggakan, sedangkan di abad-abad terakhir ini, tidak ada dan/atau belum ada yang dapat dibanggakan perkembangan sains dan teknologi dari umat Islam. Tetapi tetap dan wajib kita banggakan akan agama Islam dan ajarannya itu sendiri. Buktinya meskipun umat Islam termasuk umat yang terbodoh, dan terbelakang, namun agama Islam tetap berkembang ke timur dan ke barat sampai saat ini bahkan telah merambah di pusat pusat perkembangan ilmu seperti di Eropa, Amerika dan Jepang 

Berbeda dengan Ahmad Amin, Prof. Dr. Abdus Salam dalam Bukunya "Sains dan Dunia Islam" yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. Achmad Baiquni, mengatakan bahwa: "pada hemat saya, matinya Kegiatan sains dipersemakmuran Islam itu lebih banyak disebabkan Oleh faktor-faktor internal". Walaupun beliau juga mengatakan bahwa Faktor eksternal juga ikut mempengaruhinya, seperti kehancuran yang Ditimbulkan oleh bangsa Mongol. 

Sering didengar dari ungkapan cendekiawan muslim maupun Ulama' bahwa penemuan-penemuan ilmiah yang paling mutakhir ada Dan diungkap di dalam al-Qur'an dengan bahasa simbolik atau dengan Bahasa isyarat ilmiah, seperti penemuan teori atom maupun teori Kosmologi. Tetapi fakta yang berbicara bahwa yang menemukan itu Bukan kaum muslimin, akan tetapi orang-orang Barat lah yang Menemukannya. Kaum muslimin baru sadar bahwa prinsip ilmu itu ada di dalam al-Qur'an, setelah ilmu itu dikemukakan oleh orang non Muslim. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kaum muslimin Senantiasa tertinggal dalam perkembangan sains dan teknologi dan Datang terlambat menafsirkan kebenaran ilmu yang sudah tersirat dan Tersurat di dalam al-Qur'an.

Dengan mengikuti paparan di atas dapat diketahui bahwa ada Beberapa hal yang mungkin menjadi sebab kemunduran atau kesuraman sains dan teknologi Islam pada masa sekarang ini, Sebagaimana pendapat Abdus Salam yang dikutip oleh Muhammad Ansorudin Sidik sebagai berikut :

a)Generasi ilmuwan terdahulu kurang mempersiapkan generasi Berikutnya untuk mengkondisikan suasana ilmiah sebagai Bagian dari kehidupan umat.

b)Generasi berikutnya merasa cepat puas terhadap hasil dari Ilmuwan-ilmuwan terdahulu, tanpa berusaha menciptakan Inovasi yang baru.

c)Para penguasa di Negara-negara Islam kurang mendukung Perkembangan sains dan teknologi, sehingga suasana Perkembangan sains dan teknologi di kalangan muslimin Menjadi kering. 

Demikian sekedar gambaran tentang perkembangan sains dan Teknologi khususnya di dunia Islam, baik pada masa kemajuan Maupun masa kemundurannya. 

D.Sains dan teknologi dalam perspektif Al Qur'an

Sains berasal dari bahasa Inggris "science" yang berarti ilmu pengetahuan antara lain meliputi astronomi, politik, fisika, psikologi, matematika, ekonomi, kimia, arsitektur, sosiologi, kedokteran, sejarah, antropologi, biologi, arkeologi, pertanian, dan sebagainya. Sedang teknologi berasal dari bahasa Inggris "technology" yang dapat diartikan sebagai penerapan ilmu khususnya ilmu eksakta. Manusia memiliki naluri untuk selalu haus akan ilmu pengetahuan. Ada dua keinginan manusia yang tidak akan pernah puas, yaitu keinginan menuntut ilmu dan keinginan menuntut harta, tahta, dan perhiasan hidup. Hal ini dapat menjadi pemicu bagi manusia untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknolgi dengan melakukan proses berpikir dan berdzikir serta memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepada manusia. Karena itu, kita tidak mampu membendung laju ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami kemajuan dan kemutakhiran. 

Pandangan al-Qur'an tentang sains dan teknologi dapat ditelusuri dari pandangan al-Qur'an tentang ilmu. Al-Qur'an telah meletakkan posisi ilmu pada tingkatan yang hampir sama dengan iman seperti tercermin dalam surat al-Mujadalah ayat 11:

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al mujadalah:11)

Ayat-ayat al-Qur'an yang memerintahkan manusia mencari ilmu atau menjadi ilmuwan begitu banyak. Al-Qur'an menggunakan berbagai istilah yang berkaitan dengan hal ini. Misalnya,mengajak melihat, memperhatikan, dan mengamati kejadian-kejadian. Seperti dalam ayat-ayat berikut:

Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.( QS Al Fathir 27)

Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.(QS Al hajj 5)

Artinya:Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.(QS Luqman:20)

Mengetahui suatu kejadian

Artinya: Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui.( QS al an'am: 97)

Artinya: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.(QS Yunus:5)

 Supaya mendapat jalan:

Artinya: Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,(an nahl: 15)

Menjadi yang berpikir atau yang menalar berbagai fenomena:

Artinya: Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.(an nahl: 11)

Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".(QS Yunus 101)

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(QS Al Baqarah 164)

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.( QS Ar-rum 24)

Menjadi ulu Al Albab:

Artinya: Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.(QS AZ Zumar:18)

Pengambil pelajaran:

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?(QS Yunus:3)

Sains atau Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua Sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain Ilmu adalah Sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan munculnya Berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah Terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil Nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk Berkembang lebih maju lagi.

Dasar filosofis untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu Bisa dikaji dan digali dalam al-Quran yang merupakan kitab suci Agama Islam yang banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai Ilmu pengetahuan dan teknologi firman Allah:

"Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk Kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka Hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)" (QS al-Anbiya, 21:80)"

Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk Berbuat sesuatu dengan sarana pengembangan teknologi dan untuk Penguasaannya diperlukan ilmu pengetahuan. Perlu di pahami pula Bahwa pengetahuan ilmiah (science) tidak mengenal kata "kekal",Dalam arti apa yang dianggap salah pada masa silam ternyata dapat Diakui kebenaranya dimasa moderen. Pengetahuan ilmiah mempunyai Kebenaran relatif, artinya kebenaran datang silih berganti, hal ini Berbeda dengan al-Quran yang mempunyai kebenaran mutlak 

Memang di dalam al-Quran mengandung sekian banyak ayat ayat yang memaparkan tentang sains dan teknologi (Kebenaran Ilmiah). Allah telah membakukan beberapa fakta alam di dalam alQuran dan Sunahnya, diskripsi tentang sejumlah fenomena alam Dan hukum-hukum alam dapat dijadikan sebagai argumentasi yang Melampaui batas logika manusia. Atau menurut istilah yang dikenal Mengenai keajaiban al-Quran (mukjizat al-Quran). 

Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan bagi seluruh umat Manusia yang mau menggunakan akal pikirannya dalam memahami Penciptaan alam semesta. Apabila diperhatikan dengan cermat ayat ayat Al-Qur'an banyak sekali yang menyinggung masalah ilmu Pengetahuan, sehingga Al-Qur'an sering kali disebut sebagai sumber Segala ilmu pengetahuan 

Selian itu Al-Qur'an merupakan landasan pertama bagi hal-hal Yang bersifat konstan dalam Islam. Oleh karena itu, telah banyak dilakukan studi yang menyoroti sisi kemukjizatan al-Qur'an, antara Lain dari segi sains yang pada era ilmu dan teknologi ini banyak Mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan. 

Al-Quran memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkannya kepada kesadaran akan keEsaan dan kemahakuasaan Allah SWT. Alam dan segala isinya beserta hukum hukum yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki, dan di bawah kekuasaan Allah SWT serta diatur dengan sangat teliti. Alam raya tidak dapat melepaskan diri dari ketetapan ketetapan tersebut kecuali jika dikehendaki oleh Tuhan.

Kembali kepada masalah keterkaitan al-Quran dengan ilmu Pengetahuan, Quraish Shihab mengatakan : Menurut hemat kami, Membahas hubungan al-Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang tersimpul di dalamnya, dan bukan pula dengan menunjukkan kebenaran teoriteori ilmiah. Tetapi pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi Yang lebih sesuai dengan kemurnian dan kesucian al-Quran dan sesuai dengan logika ilmu pengetahuan itu sendiri. 

Kandungan yang dapat diambil dari ayat al-Quran di atas adalah Adanya petunjuk, landasan dan motivasi dalam mengembangkan ilmu Pengetahuan bagi manusia. Kita perlu ingat kembali juga kepada surat Al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah adalah menunjuk pada perintah mencari ilmu pengetahuan, yaitu dengan Memerintahkan untuk membaca, sebagai kunci ilmu pengetahuan, dan Menyebut qalam sebagai alat transformasi ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:

. . . . .

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS al-Alaq, 96 : 1-5)

Kata iqra, menurut Quraish Shihab, diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti Menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri Sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan Dari segi obyeknya, perintah iqra itu mencakup segala sesuatu yang Dapat dijangkau oleh manusia. 

Dalam Q.S. al-Alaq ini Allah menyebutkan nikmat-Nya dengan Mengajarkan manusia apa yang tidak ia ketahui. Hal itu menunjukkan Akan kemuliaan belajar dan ilmu pengetahuan. Allah SWT mengawali Surat dengan menganjurkan membaca yang timbul sifat tahu, lalu Menyebutkan penciptaan manusia secara khusus dan umum.Sebenarnya penjelasan diatas dapat kita jadikan sebagai landasan Mengapa kita harus menguasai sains dan teknologi. Di dalam al-Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan Tentang dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat digali Dan dikembangkan oleh manusia yang suka berfikir untuk keperluan dalam hidupnya. 

E. Dampak sains dan teknologi dalam kehidupan manusia 

Perkembangan sains dan teknologi terjadi begitu cepat. Manusia sebagai pengembang sains dan teknologi mulai merasakan berbagai dampak dari perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat. Dampak dari perkembangan sains dan teknologi juga berimbas pada alam. Dampak perkembangan tersebut dapat memberikan hal yang positif dan negatif bagi manusia dan alam. 

Sebagaimana diketahui bahwa sains dan teknologi adalah Produk unggulan budaya manusia yang dinilai melebihi produk Budaya lainnya. Sebagai produk budaya, sains dan teknologi tidak Terlepas dari subyektivitas sang penemu atau sang pengembang. Dengan kata lain sains dan teknologi tidak bebas nilai, bahkan sarat Dengan nilai. Sebagai firman Allah: 

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(qs Ar rum:41)

  Kalau melihat secara sepintas terhadap pendapat yang berdasar Pada ayat di atas, akan terkesan sebagai justifikasi ayat. Karena di dalam ayat tersebut diceritakan mengenai kerusakan baik di laut dan Di darat yang disebabkan oleh ulah tangan manusia. Hal ini seakanakan memang sudah suratan atau takdir dari Tuhan yang pasti terjadi. Akan tetapi yang lebih penting dari hal itu, ialah supaya manusia ingat akan kodratnya sebagai khalifah di muka bumi ini dengan lebih Berhati-hati, dan berfikir dengan hati yang jernih dalam melakukan Aktivitasnya di dunia ini, agar tidak merugikan orang lain maupun Lingkungannya.

Dampak-dampak fisis dari penerapan sains ini tentunya sudah dirasakan dalam realitas kehidupan dahulu dan saat ini. Dengan demikian, pada hakekatnya sains tidak dapat dipisahkan dari Penerapannya, baik atau buruk, sehingga sains tidak netral. Pernyataan Ini, sudah barang tentu, mengundang pertanyaan: "sistem nilai siapa Yang mempengaruhi sains?

Berdasarkan penelitian Shaharir, ada indikasi kuat bahwa sains banyak dipengaruhi oleh sistem nilai yang dianut komunitas ahli sains yang terkait, yang setengahnya tidak serasi dengan nilai Islam. Oleh sebab itu, nilai-nilai yang menyertai sains modern harus diantisipasi secara cermat agar kita tidak terperangkap dalam nilai-nilai yang tidak Islami itu. 

Dari segi lain, sejak awal kemunculannya, sains telah mengembangkan Suatu pola di mana rasionalisme dan empirisme Menjadi pilar utama sistem keilmuan (scientific method). Pola Berpikir sains ini ternyata telah berpengaruh luas pada pola pikir manusia di hampir semua bidang kehidupannya. Sehingga, penilai manusia atas kebenaran-kebenaran baik realitas sosial, individual, bahkan Juga keagamaan diukur berdasarkan perhatian obyektif di mana Eksperimen, pengalaman empiris, dan abstraksi kuantitatif adalah Sifat-sifat/ cara-cara yang paling dipercaya.

Penemuan-penemuan dari ilmu pengetahuan dan kemajuan Teknologi, mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap Pemahaman manusia dan dunianya. Hal ini pada gilirannya dapat Menimbulkan konfrontasi dengan pandangan-pandangan tradisional Dan religius, baik mengenai manusia maupun alam semesta dengan Segala sumber dayanya. Pemahaman manusia terhadap agama dan fungsinya juga Berbeda-beda menurut perspektif dan pandangan masing-masing. 

Pertama, ada yang memandang agama sebagai faktor yang terpenting dari kohesi dan solidaritas masyarakat. Di sini agama dilihat sebagai Faktor yang essensial dari identitas dan integrasi masyarakat. Kedua, Ada yang melihat agama sebagai faktor perubahan sosial, atau dengan Kata lain memandang agama mempunyai pengaruh yang besar dalam Perubahan sosial. Ketiga, sekarang timbul juga pandangan terhadap Agama sebagai fungsi sosial. Agama di sini mempunyai fungsi sebagai Sistem interpretasi yang mencerminkan pemahaman diri dari Masyarakat dan kedudukannya serta tugasnya di alam semesta. 

Jebakan epistemologis peradaban (termasuk ilmu pengetahuan). Dan teknologi) Barat begitu kuat sehingga mungkin tidak demikian Membiarkan siapa pun menghindarinya. Untuk orang-orang Umat Islam, meski gagal menciptakan epistemologi Alternatifnya, mereka harus kembali kepada Al-Qur'an dengan perhatian khusus, dalam batas kemampuan masyarakat masing-masing. Pesan ilahi yang terkandung dalam fenomena alam semesta.

Benar sekali, ketika Anda menggunakan produk teknologi Memerlukan kesediaan masyarakat yang menggunakan produk tersebut. Jika Basis pengguna kurang bersedia untuk menggunakan atau mendukung Produk teknologi belum optimal.

Jika ada kerugian di negara barat Lingkungan yang disebabkan oleh teknologi yang mereka kembangkan Namun di negara-negara berkembang seperti Indonesia, Teknologi menyebabkan banyak banyaknya kerusakan lingkungan diakibatkan oleh teknologi yang di Impor.

Bukan terletak pada teknologinya,mainkan karena Sikap apatis manusia terhadap kerusaka lingkungan alam tersebut. 

Kesiapan yang harus dimiliki oleh pengguna produk teknologi Ialah kesiapan pengetahuan tentang produk tersebut dan kesiapan mental untuk tidak menggunakan produk teknologi untuk tujuan yang dampaknya merugikan masyarakat. Dengan demikian bermanfaat tidaknya penggunaan suatu produk teknologi tergantung pada orang yang menggunakannya. 

Al-Qur'an tidak mengharuskan studi tentang alam alam semesta hanya untuk pemuasan nafsu (sains demi sains), seperti yang terjadi di Barat. Menurut Al-Qur'an, ilmu pengetahuan hanyalah sebuah alat mencapai tujuan akhir. Pemahaman manusia tentang alam harus mampu membawa ilmunya kepada Tuhan Yang Maha Esa Sempurna dan tak terbatas.

Dari uraian di atas serta firman Allah yang telah disebutkan, dapat disimpulkan suatu kaidah, bahwa kehidupan beragama merupakan sifat fitrah yang terpenting bagi manusia. Artinya, berangkat dari sifat dasar fitrah itu, sisi kemanusiaan manusia selalu diarahkan untuk bertrasendensi dengan Sang Maha Kuasa, sehingga daya hidup yang diterimanya dari Sang Pencipta akan menuntunnya Ke jalan keselamatan, ke jalan yang diridlai oleh-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun