*Persatuan dalam keberagaman: meskipun bervariasi dalam naskah yang disusun oleh para sahabat, umat Islam percaya bahwa semua al-Qur'an adalah wahyu yang sama dari Allahdan tidak ada perubahan dalam pesan utamanya. Variasi dalam pembacaannya tercermin dalam berbagai metode qira'at yang sah, yang diakui dan diajarkan dalam tradisi Islam.Â
*Pentingnya konservasi: mushaf ini memiliki Bersama dengan naskah-naskah lain yang disusun oleh para sahabat, dan memiliki nilai sejarah dan ilmiah dalam pengungkapan akan pengumpulan dan penjagaan al-Qur'an. hal ini menunjukkan dedikasi sahabat dalam memastikan keutuhan al-Qur'an.
Sementara Mushaf al-Asy'ari adalah salah satu variasi dalam naskah al-Qur'an, penting diingat bahwa kesatuan al-Qur'an dalam pesan dan kontennya tetap utuh dalam tradisi Islam, sesungguhnya al-Qur'an yang dipakai seluruh umat Islam adalah sama.Â
4)Mushaf Usman bin Affan
Mushaf Utsmani hadir semenjak terjadi perbedaan bacaan dari kalangan umat Islam, Sebagian umat Islam yang berada di daerah syam dan Irak memiliki bacaan al-Qur'an yang berbeda, begitupun dengan Madinah, sehingga mereka menyalahkan satu sama lain dan merasa bahwa bacaan mereka yang paling benar. Setelah itu, muncullah ilmu Qira'at (bacaan), Menurut Zarkasyi Qira'at ialah perbedaan bunyi lafadz al-Qur'an yang menyangkut huruf-huruf maupun pengucapannya seperti tasydid takhfif, dan lainnya. Namun Rasulullah saw mengungkapkan bahwa boleh membaca al-Qur'an sesuai dengan dialek masing-masing. Dari peristiwa inilah Khalifah Utsman bin Affan membuat kebijakan dan memutuskan bahwa dalam pembacaan al-Qur'an hanya menggunakan satu dialek saja, agar tidak menjadi perdebatan lagi bagi kalangan umat Islam.Â
Usman dan para sahabat mengumpulkan seluruh mushaf-mushaf yang ada pada saat itu, kemudian disatukan dan menyusunnya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Ia menggunakan standarisasi mushaf Utsmani. Dalam riwayat disebutkan bahwa Usman memerintahkan bahwa "jika terdapat perbedaan pendapat tentang al-Qur'an, kembalikanlah kedalam Bahasa Quraisy, karena dengan Bahasa Quraisy al-Qur'an diturunkan".
Berikut yang dilakukan Khalifah Usman bin Affan pada saat itu:
*Naskah terakhir dibaca di depan para sahabat.
*Usman membakar naskah al-Qur'an yang lain.
*Usman mengirim para pembaca al-Qur'an beserta mushaf ke seluruh daerah-daerah muslim.
Semua yang dilakukan oleh khalifah Usman bin Affan berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan kesepakatan tersebut sehingga semua berjalan sesuai dengan yang mereka harapkan. Pembukuan al-Qur'an pada masa Usman bin Affan memiliki manfaat bagi umat Islam. Seperti, mempersatukan kembali umat Islam dan menyeragamkan ejaan teks al-Qur'an sesuai petunjuk Rasulullah saw dan mempersatukan bacaan meskipun ada perbedaan kecil yang tidak bertantangan dengan ejaan pada Mushaf Utsmani. Â