Mohon tunggu...
Ian Hidayat
Ian Hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Sedang bercanda cita

Menempuh pendidikan di UIN Alauddin Makassar dengan beasiswa dari orang tua

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menjemput Senja

15 Februari 2022   17:00 Diperbarui: 15 Februari 2022   17:14 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Lantas, bagaimana kita meramu kata rumah?

Seperti bus di terminal jam 7 malam, setia tepat waktu memanjakan setiap perantau menemukan jalan lama yang pernah ditempuh

 

Tidak, tidak, rumah tidak sekaku itu.

Walau pada akhirnya dia sajikan kedisiplinan merupakan bentuk cinta pada keteraturan

Jadi, bagaimana rumah itu?

Mungkin, gadis yang duduk manis di ujung lobi menanti setiap bis yang datang secara teratur adalah rumah yang tidak perlu kita tuju.

Ia tidak perlu menjadi rumah yang kita tuju, biar rumah di ujung tujuan bis.

Yang melindungi gadis yang perkenalkan kita pada dunia, menjadi rumah yang kita tuju.

Pada akhirnya, semua rumah akan berkumpul menjadi tempat akhit yang perlu kita tuju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun