Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar dari Pasar Papringan: Tips Membangun Desa Wisata Berkarakter

22 Juli 2024   10:38 Diperbarui: 22 Juli 2024   13:40 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir tidak ada yang bertanya, "Apa nilai yang ingin diangkat dari Pasar Papringan?" atau "Apa filosofi yang ingin dikomunikasikan?"

Di Ngadiprono, saya menemukan jawaban yang berbeda. Jawaban yang bukan terletak pada omzet - meskipun saya yakin setiap pagelarannya saban Minggu Wage dan Pon, omzet Pasar Papringan tidak kurang dari 20 juta - tapi pada nilai dan keunikan desa yang ingin dikomunikasikan oleh para penggeraknya.

Berbeda dengan banyak desa wisata yang terjebak dalam "demam omzet," bahkan tidak jarang kita dengar praktik nuthuk harga parkir, nuthuk harga makanan di luar nurul, dan seterusnya, Pasar Papringan memilih jalannya sendiri. 

Di sini, para penggerak, yang mayoritas adalah pemuda desa, sadar bahwa kekayaan desa terletak pada pengangkatan potensi lokal.

Ada problem paling pelik di masyarakat pedesaan saat ini, terutama pemuda desa yang memaksa diri untuk menjadi gelandangan di kota, alasannya sebab desa "tidak bisa bikin mereka kaya". 

Nah, menariknya, para penggerak Pasar Papringan justru anak-anak muda. Pendekatan mereka sederhana: di sana ada Papringan atau kebun bambu yang selama ini tidak dimanfaatkan optimal, ada makanan yang hampir punah, dan lain sebagainya, dan para penggerak ini sadar betul akan potensi tersebut.

Keunikan inilah yang menjadi daya tarik utama Pasar Papringan, bukan imitasi budaya luar. 

Alih-alih membangun kincir angin Belanda mini, atau menulis "Pennsylvania van Java," mereka justru mengangkat identitas asli desa mereka, yaitu Pasar Kebun Bambu atau Pasar Papringan [mhg].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun