Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar dari Pasar Papringan: Tips Membangun Desa Wisata Berkarakter

22 Juli 2024   10:38 Diperbarui: 22 Juli 2024   13:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Pasar Papringan, kamu juga bisa menemukan kerajinan bambu, terutama cendera mata, serta hasil pertanian dan peternakan penduduk desa seperti cabai, sayur-mayur, wedus, hingga kelinci.

Para penjual mengenakan pakaian adat Jawa. Petunjuk arah dan plang informasi di pasar ini pun tak kalah antik, terbuat dari tampah dengan tiang bambu.

Nuansa tempo dulu di pasar ini semakin diperkuat dengan adanya pertunjukan gamelan secara langsung.

Penyajian makanan di sini sepenuhnya tanpa plastik. 

Para penjual menggunakan keranjang anyaman pring, bathok kelapa, daun pisang, daun jati, piring rotan, dan kendil, serta memasak dengan tungku tanah liat dan kayu bakar.

Momen Najwa Shihab mengunjungi Pasar Papringan. Foto milik Instagram @pasarpapringan.
Momen Najwa Shihab mengunjungi Pasar Papringan. Foto milik Instagram @pasarpapringan.

DI ANTARA berbagai keotentikan di Pasar Papringan, trasah batu adalah salah satu yang paling meninggalkan kesan mendalam dalam pengalaman saya.

Trasah batu merupakan salah satu bentuk kearifan lokal dalam teknik pengerasan tanah. Dibangun dengan memanfaatkan bahan dan teknologi setempat, trasah batu ini tak hanya kuat dan tahan lama, tetapi juga ramah lingkungan.

Sehingga, jika terjadi kerusakan, warga desa dapat memperbaikinya sendiri.

Lalu, apanya yang spesial Mahéng?

Nah, di sinilah poin saya. Banyak sekali desa wisata yang membuat saya jenuh sebab terkesan dibuat-buat dan dipaksakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun