Saya setuju ketika seseorang berpindah kewarganegaraan, pada dasarnya mereka tidak pernah benci atau kecewa dengan Indonesia. Buktinya, mereka tetap peduli dengan segala sesuatu yang terjadi di tanah air.Â
Ada banyak alasan yang begitu kompleks ketika seseorang memilih untuk berganti kewarganegaraan.Â
Namun sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kita secara komprehensif mendefinisikan apa yang dimaksud dengan nationality (kebangsaan) dan citizenship (kewarganegaraan) agar diskusi kita tetap berada pada frekuensi yang sama.
Perlu dicatat bahwa meskipun istilah "kebangsaan" dan "kewarganegaraan" sering digunakan secara bergantian, ada perbedaan halus antara keduanya.
Nationality merujuk pada identitas kebangsaan seseorang yang biasanya didasarkan pada faktor-faktor seperti keturunan, atau ikatan budaya dengan suatu bangsa tertentu.
Jadi, bisa dikatakan bahwa kebangsaan bersifat kodrati, diberikan oleh Tuhan, dan hampir mustahil untuk berubah atau ditukar, seperti keturunan tadi.
Sementara itu, citizenship atau kewarganegaraan mengacu pada status hukum yang diberikan oleh negara kepada individu sebagai anggota resmi dari negara tersebut.
Kewarganegaraan dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti melalui proses naturalisasi, pekerjaan atau melalui ikatan perkawinan dengan seorang warga negara.
Misalnya, jika kamu memiliki pacar di Prancis dan memilih untuk menikah dan menetap di Prancis, kemungkinan besar kamu akan lebih mudah memperoleh kewarganegaraan Prancis. Namun, meskipun kamu mendapatkan kewarganegaraan Prancis, kebangsaanmu tetap Indonesia.
Ada banyak alasan mengapa seseorang memutuskan untuk berganti kewarganegaraan, dan hal itu sangat kompleks. Terkadang, keputusan tersebut juga bersifat personal, seperti dalam kasus pernikahan tadi.