Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Travel Writer

Lahir di Aceh, Terinspirasi untuk Menjelajahi Indonesia dan Berbagi Cerita Melalui Karya

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kisah Perjalanan Cinta dan Pers Mahasiswa di Bangka Belitung: Bagaimana Kami Bertemu?

19 Juni 2023   16:19 Diperbarui: 19 Juni 2023   16:30 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yael (kanan) dan Widya (kiri) kala itu adalah Pimpinan Umum dan Pimpinan Redaksi Suara USU (sekarang BOPM Wacana). Foto: Instagram @persmahasiswa 

KENANGANKU MELAYANG pada 31 Maret 2019 silam sehari setelah meninggalkan kota Medan. 

Saat itu pertama kali aku bertemu dengan manusia, yang sekarang jadi pacarku Nadila, di sebuah warung kopi di sudut Pangkalpinang, Bangka Belitung. 

Tak ada yang istimewa di situ, kecuali pertemuan para jurnalis kampus untuk persiapan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) ke IV. Di organisasi itu aku didapuk sebagai pimpinan sejak 10 Agustus 2018. 

Pada pertemuan itu kami saling beradu argumen. Mulanya ia tak terima, karena darah mudanya masih mengalir begitu deras. Pun denganku. Tapi kami punya kesamaan, sama-sama mendukung eksistensi Suara USU. Dari situ awal mula perasaanku tumbuh.

Kami baru intens berkomunikasi setelah Rapimnas Ke IV PPMI selesai. Waktu itu Sabtu 6 April 2019 kami sedang berlibur ke sebuah Vihara di Sungailiat. Namanya Vihara Puri Tri Agung. 

Peserta Rapimnas PPMI di Pantai Tongaci. Foto: Dok. Panitia Rapimnas
Peserta Rapimnas PPMI di Pantai Tongaci. Foto: Dok. Panitia Rapimnas

Jika berkunjung ke Kabupaten Bangka, Sungailiat adalah pilihan untuk menikmati keindahan pantai-pantai berpasir putih. Hamparan batu granit menambah keindahan pantai di Sungailiat. 

Tempat ini dapat ditempuh kurang lebih 40-50 menit pada jarak kurang lebih 35 kilometer dari pusat Kota Pangkalpinang. 

 Tempat ini mengesankan. Kami menghabiskan waktu di pantai kurang lebih 50 meter dari sudut Vihara. Sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tongaci 'De Locomotief' beberapa kilometer dari Vihara.

"Kak Maheng dari Aceh ya?," Dila bertanya penuh dendam.

"Kenapa?," jawabku sambil mengiakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun