Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Author

Redaktur di Gusdurian.net dan CMO di Tamasya Buku. Penulis feature dan jurnalisme narasi di berbagai media.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kisah Perjalanan Cinta dan Pers Mahasiswa di Bangka Belitung: Bagaimana Kami Bertemu?

19 Juni 2023   16:19 Diperbarui: 9 November 2024   08:36 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta Rapimnas PPMI di Pantai Tongaci. Foto: Dok. Panitia Rapimnas

Fasilitas di pantai ini cukup lengkap karena sepanjang bibir pantai ada resort untuk makan minum dan mencicipi masakan laut segar. Sementara itu, Bedaun merupakan akses Melayu untuk kata 'Berdaun'.

Berkunjung ke Desa Rajik dan hinggap di Pantai Batu Bedaun, kamu akan disuguhkan rindangnya pohon kelapa dan pohon bakau. Pasirnya yang halus dan berwarana kekuning -- kuningan, airnya jernih membiru cocok untuk berenang dan kegiatan memancing.

Bila tidak membawa bekal. Kamu bisa membeli makanan yang dijajakan oleh pedagang di sekitar pantai.

Bibir pantai banyak terdapat bebatuan yang cukup besar yang dipergunakan oleh pengunjung untuk duduk dan santai sambil menikamati keindahan pantai. Ada tulisan "Jangan mendekati zina" di beberapa titik.

Bagi siapapun yang menyukai memancing, berenang, berjemur atau fotografi, Batu Bedaun Rajik adalah pilihan spesial untuk anda dan keluarga menghabiskan masa liburan.

Jangan lupa untuk membersihkan sampah-sampah yang berserakan dan bawa pulang juga sampah-sampah yang kamu hasilkan di situ. Karena tidak ada penampungan sampah atau toilet layak pakai.

Begitu juga jalan yang berlumpur siap menghiasi kepala dirimu untuk berkeluh kesah pada pejabat. Atau kamu dapat membersihkan dan memotong rumput yang meninggi.

Terakhir dan yang paling penting, jaga situs sejarah atau paling tidak jangan dirusak kalau tidak bisa memperbaiki.

SETELAH DUA TAHUN pengabdian sejak 10 Agustus 2018, pada 17 Februari 2020, saya secara resmi melepaskan jabatan sebagai Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia.

Dalam rentang waktu tersebut, kami mencatat 33 kasus represi terhadap pers mahasiswa dengan 58 jenis penindasan yang terjadi. 

Meskipun perjuangan ini berat, langkah kami tidak berhenti di sini. Made Aristya Kerta Setiawan dari Bali akan melanjutkan perjuangan kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun