Mohon tunggu...
Husnul Jumadi
Husnul Jumadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Denny Siregar Ajak Jokowi Minum Pil Pahit!

23 April 2017   13:45 Diperbarui: 24 April 2017   00:00 12922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.netralnews.com/news/nasional/read/43684/jk.sebut.indonesia.alami.gejala.radikalisme.global

https://www.google.co.id/amp/kupang.tribunnews.com/amp/2016/01/16/jk-ajak-masyarakat-sulsel-cegah-paham-radikalisme.

Kalau masih kurang, Om Denny Siregar tinggal cari wifi gratis Al-Maidah 51, lalu pakai kata kunci yang tepat.

Lalu, apa yang salah dengan statement JK? Padahal Yeni Wahid, juga ikut memberikan klarifikasi atas “framing” serampangan media barat; seolah-olah kekalahan Ahok sebagai momentum kebangkitan radikalisme di Indonesia; seolah-olah kelompok moderat kalah oleh kelompok radikal.

Padahal, Anda juga tahu, bahwa banyak pendukung Anies yang berasal dari agama lain, dan sangat banyak juga pemilihnya adalah pemilih yang moderat. Seberapa banyak, sih, pemilih Anies yang radikal? Anda punya datanya? Tolong berikan pada saya. Yeni Wahid saja berupaya untuk membela citra bangsanya, apalagi sekelas Wakil Presiden. Lalu siapa dan dimana posisi Anda? Arfi Bambani, Ace Hasan Syadzily, dan lainnya juga mengakui itu, kok!

Sini, Om, seruput lagi kopinya. Akhir-akhir ini, Anda sepertinya kekurangan ngopi dan minus informasi. Orang lelah memang begitu, dan orang kalah biasanya lebih gila dari itu, Om.

Anda mau mengatakan seperti apapun, siapa yang peduli (atau siapa yang percaya)? Tapi ketika orang yang dituakan dan ditokohkan, terlebih sekelas Presiden dan Wakil Presiden, salah mempergunakan kalimat (bahkan saat kondisi benar sekalipun), akan mempunyai dampak yang tidak sederhana. Dan itulah yang justru dilakukan oleh Ahok pujaan Anda. Terlepas dari kepentingan politis atau apapun namanya, ada ketersinggungan akut yang dirasakan oleh umat islam ketika sakralitas dalam hidupnya “diacak-acak”. Kalau itu kemudian dimanfaatkan, siapa suruh asal jeplak? Apakah itu yang Anda harapkan dari jawaban JK? Tidak, Om. JK sadar diri dan sadar fungsi, sebuah kesadaran yang tidak Anda miliki.

Pengakuan itu tak perlu diumbar. Cukup dikerjakan melalui kebijakan atau arahan. Sementara Anda, ingin semua orang mengakui bahaya laten radikalisme tanpa pernah berjasa kecuali ikut ongkang-ongkang kaki dengan penguasa.

Lebih parahnya lagi, tulisan Anda (sebagaimana biasanya) ingin mengadu domba antara Presiden dengan Wapres. Lagi-lagi, siapa Anda, Om Denny Siregar? Ada yang menggubris tulisan Anda? Okelah, Anda dekat dengan orang-orang elit dan kenal dengan Presiden atau orang-orang di lingkaran istana (yang sering Anda jadikan sumber analisa dalam banyak lawakan di tulisan Anda), tapi “menghinakan” Wapres dengan cara seperti itu, sama dengan menghinakan Presiden. Lalu sejak kapan Anda mbangkang terhadap Presiden yang sering Anda puja dan puji itu, Om? Bukankah anda hidup dari situ?

Padahal kemenangan Anies justru harus disikapi dengan membangun hubungan Jokowi dengan JK makin mesta sebagai satu kesatuan. Kenapa? Karena sama seperti Anda yang mendukung Jokowi, saya menginginkannya terpilih kembali 2019 nanti.

Akan tetapi provokasi yang Anda buat, nyata sekali ingin mengadu domba antara Jokowi dengan JK. Anda tahu siapa yang akan rugi, Om? Jelas Jokowi !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun