Jantung Alan serasa mau lepas.
" Ma..maaf? "
" Iya, Ayah Raffa perokok berat. Makanya aku benci rokok, tapi aku gak membenci perokok, " ucapan Gaby menahan tangis, matanya berkaca-kaca.
" Sekali..maafkan aku.." Alan tak tahu harus berkali-kali mengucap maaf.
Tapi rasanya perbuatannya kemarin-kemarin bukan hanya membuat kesal Gaby, lebih dari itu, dia secara tak langsung mengingatkan Gaby pada almarhum suaminya.
Alan hanya menunduk..
" Al...masa depan kamu masih panjang. Jangan sia-siakan. Merokok tidak akan membuat kamu lebih baik. Merokok hanya akan merusak syaraf-syaraf kamu. Yakinlah.." Pesan Gaby.
" I know it...but it's too hard to leave it, aku telah berusaha."
" Asal ada niat, kamu pasti bisa. "
" Om, om gak bulu-bulu pulang kan? Lapa mau nyanyi buat Om...lagu jawa ya om...' Ning cetatiun balapan kuto colo cing dadi kenangan, kowe kalo aku..'.."
" Hahahaha, kamu lucu banget sih nak. Sini, om pengin peluk Raffael, " Alan mengulurkan tangan, Raffa langsung mendekat.