"Tapi, Mak, Aku mau habisin semuanya dulu, abis tu baru shalat,"
"Dih, rakus!" Bentakku yang segera meninggalkannya. Dafi tidak peduli dan melanjutkan makan.
Selesai shalat, aku dan Mamak kembali ke meja makan. Kulihat Dafi tidak lagi duduk di kursi tadi. Rupanya, dia sudah rebahan di atas karpet dekat meja makan.
"Dafiii! Shalat magrib dulu, jangan tiduran sehabis makan!" teriakku di dekatnya.
"Kak, aku gak sanggup bangun. Aku kenyang banget." Jawabnya memelas.
"Kamu tetap harus shalat, Dafi. Kalau gak, puasamu gak sah, gak diterima sama Allah!" Bujukku lagi.
"Tapi perutku sakit, Kak. Aku gak sanggup bangun," Rafi meringis sambil mengelus perutnya.
"Tuh kan! Makanya, makan lagi yang banyak!"
"Rasain! Kapok!" ucapku bertubi-tubi pada adikku yang berusia tujuh tahun itu.
Dafi cemberut, wajahnya memelas, ia menunjukkan penyesalannya.
*mie caluek: mie kuning khas Aceh