Mohon tunggu...
Hurriyatuddaraini
Hurriyatuddaraini Mohon Tunggu... Lainnya - Bersama keluarga

Menulis untuk kesehatan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kolak Pisang Dafi

30 Desember 2020   17:23 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi, Mak, Aku mau habisin semuanya dulu, abis tu baru shalat,"

"Dih, rakus!" Bentakku yang segera meninggalkannya. Dafi tidak peduli dan melanjutkan makan.

Selesai shalat, aku dan Mamak kembali ke meja makan. Kulihat Dafi tidak lagi duduk di kursi tadi. Rupanya, dia sudah rebahan di atas karpet dekat meja makan.

"Dafiii! Shalat magrib dulu, jangan tiduran sehabis makan!" teriakku di dekatnya.

"Kak, aku gak sanggup bangun. Aku kenyang banget." Jawabnya memelas.

"Kamu tetap harus shalat, Dafi. Kalau gak, puasamu gak sah, gak diterima sama Allah!" Bujukku lagi.

"Tapi perutku sakit, Kak. Aku gak sanggup bangun," Rafi meringis sambil mengelus perutnya.

"Tuh kan! Makanya, makan lagi yang banyak!"

"Rasain! Kapok!" ucapku bertubi-tubi pada adikku yang berusia tujuh tahun itu.

Dafi cemberut, wajahnya memelas, ia menunjukkan penyesalannya.

*mie caluek: mie kuning khas Aceh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun