Strategi implementasi dari rumusan pendidikan menurut Mohamad Iqbal. Setidaknya ada langkah yang harus dilakukan yaitu, mistisisme baru ilmu pengetahuan alam atau IPA (interpretasi spiritual terhadap alam), emansipasi spiritual individu artinya menjadikan sirah nabi sebagai pusat dalam pendidikan individu, dan demokrasi spiritual, yaitu penerapan nilai-nilai demokratis dalam proses belajar seperti musawah, ukhuwah dan hurriyah. Â
2. Implementasi Rumusan Pendidikan  Syed Naquib Al-Attas
Strategi implementasi pendidikan dari konsep Syed Naquib Al-Attas, yaitu, pencarian kualitas dan sifat jiwa dan pikiran yang baik. Pencarian perilaku yang benar (lawan perilaku yang salah). Kegiatan pendisiplinan jiwa, pikiran dan perilaku. Transmisi ilmu yang menyelamatkan manusia dari kesalahan mengambil keputusan; untuk ini diperlukan Islamisasi ilmu pengetahuan modern. Kemudian terakhir penerapan metode pengetahuan yang mengaktualisasikan kedudukan sesuatu secara benar dan tepat.
3. Implementasi Rumusan Pendidikan Syed Hossein Nasr
Strategi implementasi dari konsep hakikat dan tujuan pendidikan Islam menurut Syed Hossein Nasr dalam rangka menuju individu penegak tatanan kosmos adalah sebagai berikut: (a) Pemberian pelatihan intelek atau nalar dan intuisi; (b) Pembelajaran ilmiah yang mencakup baik bahan ajar eksoterik maupun bahan ajar esoterik; (c) Mendeskripsikan tatanan alam melalui metode ilmiah dan spiritual; (d)Menyeimbangkan pengalaman indoor dan outdoor untuk kehidupan yang lebih baik dan bermakna, berbasis hukum alam dan harmoni dengan alam, sesuai dengan yang dipahami dan diwahyukan sebagai bagian dari realitas Tuhan. Â
4. Â Implementasi Rumusan Pendidikan Suhailah Hussien
Pedagogi kritis yang digagas oleh Suhailah Hussein bila diaplikasikan dalam bidang pendidikan maka teori kritis ini memunculkan pendekatan critical pedagogy. Sebelum melangkah lebih jauh pada tataran penjaran, terlebih dahulu pedagogi kritis mengurai problem akses akademik. Perlu mendorong lembaga pendidikan Islam bonafit untuk membuka akses pendidikan yang seluas-luasnya agar anak-anak yang berpoten namun terkendala biaya dapat mengakes pendidikan yang berkualitas. Sistem beasiswa, dana bantuan dan sebagainya dapat menjadi solusi.
Kemudian, pada ranah pembelajaran guru harus mampu menerapkan critical pedagogy yang menekankan pentingnya memberdayakan dan mendidik siswa agar mampu memecahkan masalah dan mampu berpikir kritis. Pendidik secara kritis mempertanyakan kultur yang sudah mapan atau dominan dan menjadikannya sebagai objek analisis politik. Teori kritis memiliki kepedulian tinggi terhadap ketidakadilan sosial sebagaimana terscermin dalam sistem pendidikan atau pesekolahan.
Dibalik ilmu pengetahuan yang dipelajari di sekolah dan kebudayaan yang dominan dalam system persekolahan sesungguhnya ada minat dan vested interest dari kelompok tertentu. Dibalik sistem persekolahan ada ideologi yang mendominasi yang harus dicermati dengan kritis dengan mengkaji sejumlah ideologi alternatif.
G. Sintesis Pendidikan Islam dari Empat Filosof Muslim Kontemporer
Setelah mengkaji rumusan konsep pendidikan dari keempat pemikir muslim kontemporer di atas, dapat dirumuskan konsep pendidikan Islam yang komprehensif dari keempat tokoh tersebut. Sehingga ditemukan sintesis pendidikan Islam, yaitu: pendidikan menjadi proses pengembangan dan transformasi personal (peserta didik) dan masyarakat yang berbasis pada emansipasi (kritis terhadap penyamaan akses dan partisipasi), melalui pengembangan kehendak dan adab termasuk di dalamnya kesadaran akan kosmologi sucinya, sehingga peserta didik memiliki kesadaran penuh akan individualitasnya dan hubungannya yang tepat dengan dirinya, Tuhannya, masyarakatnya, dan alam, baik yang tampak atau yang ghaib melalui dominasi kehendak mencintai Tuhan menuju kehidupan yang baik dengan sadar tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi.
Sintesis di atas paling tidak menjawab problem substansial pendidikan Islam, yauti ruh pendidikan Islam yang mulai diabaikan dan tergantikan dengan berbagai macam pengaruh dikotomi dan kepentingan pragmatis
H. Kesimpulan
Berdasarkan uraian konseptual pendidikan yang digagas  filosof muslim kontemporer meghasilkan grand design pendidikan Islam secara umum bahwa pendidikan  Islam menjadi media proses transformasi manusia dari level individu sampai pada level masyarakat dan umat. Dalam level individu, pendidikan Islam harus mampu menempatkan manusia memiliki tingkat pemahaman yang baik tentang kehendak dan adabnya. Ketika dalam level masyarakat, manusia memiliki kesadaran emansipasif terhadap status quo dan persamaan partisipatif dengan tetap memperhatikan tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi.
REFERENSI
Almut Beringer, Reclaiming a Sacred Cosmology: Seyyed Hossein Nasr, the Perennial Philosophy, and Sustainability Education, (Canadian Journal of Environmental Education, Vol. 11: 2006)
 Moh. Wardi, "Problematika Pendidikan Islam dan Solusi Alternatifnya", Jurnal Tadris,Vol.VII, No.1, Juni 2013, hlm 61.
Mohamad Iqbal, The Key Point In Iqbal's Educational Philosophy dari http://www.allama-iqbal. com/publications/journals/review/oct82/5.htm.