Mohon tunggu...
Rio Estetika
Rio Estetika Mohon Tunggu... Freelancer - Dengan menulis maka aku Ada

Freelancer, Teacher, Content Writer. Instagram @rioestetika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tujuan Pendidikan Islam di Tengah Keanekaragaman Konsepsi Hakikat Manusia

31 Mei 2020   09:07 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:52 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Wan Mohd Nor Wan Daud menyatakan bahwa Al-Attas adalah orang pertama yang memahami dan menerjemahkan perkataan "addabani" dengan "mendidikku". Para sarjana terdahulu mendefinisikan kata ta'dib dengan akhlaq. Faktanya pendidikan Nabi Muhammad Saw dijadikan Allah sebagai pendidikan yang terbaik didukung oleh Al-Quran yang mengafirmasikan kedudukan Rasulullah yang mulia (akram), teladan yang paling baik.  Berdasarkan batasan tersebut, maka al-ta'dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat--tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan. Dengan pendekatan ini, pendidikan akan berfungsi sebagai pembimbing ke arah pengenalan dan pengakuan Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud dan kepribadiannya.
Jadi, hakekat pendidikan Al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan---yang ditanam secara progresif dalam diri manusia--tentang tempat yang sebenarnya dari segala sesuatu dalam susunan penciptaan, yang membimbing seseorang pada pengenalan dan pengakuan terhadap keberadaan Tuhan dalam susunan being  dan eksistensi.

3. Implikasi Pemikiran Syed Hossein Nasr


Hakikat dan tujuan pendidikan Islam menurut Nasr adalah pengenalnan dan pengembangan kosmologi suci (pandangan spiritual-religius tentang tatanan alam dan hubungan manusia dengannya), sehingga diharapkan peserta didik mampu menjadi penegak tatanan kosmos dengan tugas mengantarai dunia material-fiskal dan dunia spiritual. Melalui tujuan pendidikan yang digagasnya ini diharapkan kerusakan lingkungan dapat dihen-tikan atau setidaknya dapat dicegah.

4. Implikasi Pemikiran Suhailah Hussien


Hakikat dan tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Suhailah Hussein adalah pendidikan merupakan sebuah agen transformasi sosial dan personal, pendidikan Islam perlu didasarkan pada pandangan kritis pendidikan, yang mempromosikan pengetahuan emansipatif dari pemahaman Islam yang dogmatik dan ideologis.

E. Relevansi Hakikat dan Tujuan Pendidikan Islam dengan Latar Belakang Historisnya


Rumusan hakikat dan tujuan pendidikan dari keempat tokoh di atas adalah sebagai sebuah respon keumatan dan kondisi objektif realitas umat Islam dengan berbagai masalah yang ada. Oleh karena itu pemikiran yang muncul dari keempat tokoh, yaitu Mohamad Iqbal, Al-Attas, Hossein Nasr, dan Suhailah Hussien sangat relevan dengan latar belakang historisnya. Karena pemikiran dari masing-masing adalah dalam rangka terciptanya sebuah respon perubahan terhadap sistem yang tidak sesuai dalam rentang historis dan objektifitas umat Islam.


Sebagaimana Mohamad Iqbal, pemikiran tentang hakikat dan tujuan pendidikannya sangat relevan hal ini dengan harapan adanya perubahan sosial melalui perubahan individu dalam hal ini adalah kehendaknya. Demikian juga pemikiran Al-Attas tentang pendidikannya sangat relevan dengan latar historisnya dikarenakan Al-Attas menginginkan adanya perubahan di masyarakat (perubahan sosial) melalui perubahan individu yaitu adabnya.
Syed Hossein Nasr dengan pemikiran pendidikannya menjadi sangat relevan karena ia menginginkan transformasi sosial melalui transformasi individu. Menurut Nasr pendidikan bertujuan agar manusia berjalan selaras dengan tatanan kosmos dan sebagai penjaga tatanan kosmos. Kosmologi suci membedakan antara tatanan alam dan tatanan Ketuhanan, dengan alam merefleksikan tatanan Ketuhanan. Kerusakan yang diakibatkan oleh eksploitasi manusia akan sangat berdampak pada kelestarian kehidupan manusia dan alam. Tatanan kosmos yang tidak seimbang tersebut harus segera dicegah, agar kelestarian manusia dan alam ini akan tetap terjaga.


Suhailah Hussien dengan pedagogi kritisnya yang ia adopsi dari Barat kemudian ia kontekskan dalam sudut pandang Islam telah membuka kesedaran kritis pada sistem pendidikan Islam. Berdasarkan hal itu kita memahami bahwa sistem pendidikan Islam belum sepenuhnya memberikan keadilan dan kesetaraan, utamanya soal akses pendidikan. Lembaga pendidikan Islam kini telah menjamur, namun tidak semua orang dapat mengaksesnya karena terbentur dengan biaya yang sangat mahal. Sehingga, anak dari kelas masyarakat mampu sajalah yang bisa bersekolah di lembaga pendidikan Islam berkualitas, sementera anak miskin tetap kesulitan hanya mampu mengakses lembaga pendidikan dengan kualifikasi seadanya (baca: kualitas rendah).

F. Strategi Implementasi Pendidikan
Dalam tataran epistimologi, perlu adanya upaya praktis dalam mewujudkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat dilaksanakan praktisi pendidikan dan semua pihak maka, setidaknya harus ada strategi yang dibutuhkan untuk menuju keber-hasilan dari masing-masing konsep dari keempat filosof muslim kontemporer di atas.


1. Implementasi Rumusan Pendidikan Mohamad Iqbal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun