Mohon tunggu...
Rio Estetika
Rio Estetika Mohon Tunggu... Freelancer - Dengan menulis maka aku Ada

Freelancer, Teacher, Content Writer. Instagram @rioestetika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tujuan Pendidikan Islam di Tengah Keanekaragaman Konsepsi Hakikat Manusia

31 Mei 2020   09:07 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:52 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nasr menyimpulkan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pandangan relijius mengenai tatanan kosmos tersebut. Prinsip-prinsip ini merupakan sebuah warisan universal bagi umat manusia dan pantas mendapatkan perhatian yang sangat serius, diantara prinsip-prinsip Kosmologi Suci tersebut adalah: 

(a) Tatanan alam berhubungan dengan suatu tatanan diluar alam itu sendiri. Realita alam mempunyai signifikansi diluar tampilannya, ada sifat suci di dalam alam, namun istilah suci dapat dipahami, termasuk manifestasi-manifestasi formalnya dalam agama-agama yang berbeda. Realita ini tidak dapat diketahui oleh ilmu pengetahuan modern, namun dapat diketahui dalam cara-cara ilmiah sistematis melalui studi-studi esoterik dan intuisi;

(b) Tatanan alam mempunyai tujuan, makna, dan makna ini mempunyai signifikansi moral dan spiritual untuk umat manusia;

(c) Manusia dan tatanan alam adalah saling terjalin dalam dua-serangkai dengan cara sedemikian rupa sehingga takdir-takdir mereka saling terkait;

(d) Hukum moral-spiritual atau Ketuhanan pada manusia dan hukum-hukum alam tidaklah berbeda secara total namun saling terkait dengan erat;

(e) Bumi adalah guru manusia dan manusia dapat belajar dari tatanan alam, tidak hanya secara kuantitatif namun juga secara moral, intelektual, dan spiritual.

4. Hakikat Manusia menurut Suhailah Hussien
Suhailah Hussien menjabarkan hakikat manusia sebagai wakil Tuhan yang bersifat rasional, historis, dan pembuat makna aktif. Manusia mampu merubah masyarakatnya atas dasar refleksi ke arah yang lebih baik. Sifat manusia adalah historis, artinya manusia sebagai makhluk sekaligus subjek sejarah ketika ia mengubah identitas dan masyarakatnya  atas dasar refleksi yang dilakukannya. Manusia disebut juga manusia rasional karena kemampuan mereka untuk merefleksikan praktek sosial dan hubungan kemasyarakatannya.  Manusia juga disebut makhluk pembuat makna yang aktif, karena mereka dapat merekonstruksi dan mengubah praktik sosialnya atas dasar hubungan refleksi rasional mereka sendiri.

C. Latar Belakang Historis Pemikiran Tokoh dan Kondisi Objektif Umat
 Latar belakang historis dan kondisi objektif menciptakan motif yang beragam terhadap pandangan mereka (Moh.Iqbal, Al Attas, Hossein Nasr, dan Suhailah Hussien) tentang manusia. Berikut akan diuraikan secara singkat kondisi latar belakang historis maupun kondisi objektif umat yang terjad pada saat itu.

1. Mohamad Iqbal
Pendidikan pada masanya dikritik sebagai pendidikan yang cenderung membentuk karakter yang bukan-Muslim, yaitu lebih melatih nalar manusia daripada kehendaknya. Apalagi pada masanya umat Islam mengalami keterpurukan yang seakan tidak ada penolongnya. Baik secara politik mengalami perpecahan, secara ekonomi mengalami kemiskinan yang sangat kronis, dan dalam sosial budaya umat Islam mengalami dikhotomi ilmu yang terlampau parah, kebodohan dan menyebarnya TBC (Tahayul, Bid'ah, dan Khurafat). 

Selain itu, ada motivasi yang kuat bahwa umat Islam di anak benua India harus keluar dari penjajahan Inggris dengan meraih kemerdekaan membentuk Negara sendiri (Pakistan). Dari latar belakang inilah Iqbal memberikan pandangan manusia pada kehendaknya atau ego.

2. Naquib Al-Attas
Al-Attas menangkap sebuah pemahaman yaitu bahwa problem-problem yang muncul dalam kebudayaan Muslim kontemporer berakar pada dua penyebab yang dapat dikategorikan sebagai sebab eksternal dan internal. Faktor eksternal yakni Tantangan religio-kultural dan sosio-politis kebudayaan dan peradaban Barat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun