Beberapa periset memasukkan disleksia ke dalam gangguan psikologis atau emosional sebagai akibat dari tindakan kurang disiplin, tidak memiliki orangtua, sering pindah sekolah, kurangnya kerja sama dengan guru, atau mungkin penyebab lain. Memang anak yang kurang ceria, sedang marah-marah atau memiliki hubungan yang kurang baik dengan orang tua dan saudaranya memungkinkan anak memiliki masalah dalam belajar. Stress juga memungkinkan anak mengakibatkan disleksia, namun yang jelas stress dapat memperburuk masalah belajar.
Faktor Biologis
Sejumlah peneliti meyakini bahwa disleksia merupakan akibat dari penyimpangan bagian-bagian tertentu dari otak. Diyakini bahwa area-area tertentu dari otak anak disleksia perkembanganya lebih lambat disbanding anak normal. Disamping itu kematangan otaknya pun lambat. Teori memang dulu banyak diperdebatkan, namun bukti-bukti mutakhir mengindikasikan bahwa teori itu memiliki validitas. Teori lainnya menyatakan bahwa disleksia disebabkan oleh gangguan pada struktur otak. Beberapa peneliti menerima bahwa teori ini masih diyakini sampai saat diadakan penelitian penelaahan otak manusia disleksia yang meninggal.
 Penelaahan otak ini telah menyingkap karakteristik perkembangan otak. Dari situ diperoleh gambaran bahwa gangguan struktur otak mungkin mengakibatkan sejumlah kasus penting disleksia berat. Faktor genetic juga diperkirakan turut berperan
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa 50 persen atau lebih anak disleksia memiliki riwayat orangtua yang disleksia atau gangguan lain yang berkaitan. Ternyata, lebih banyak anak laki-laki yang disleksia daripada anak perempuan
Kecelakaan
Gangguan kemampuan membaca akibat kerusakan saraf otak atau selaput otak, sehingga otak kiri korteks oksipital (bagian belakang) terganggu. Hal ini disebabkan adanya infeksi atau kecelakaan. Karena kerusakan ini, otak tidak mengenali semua gambar yang ditangkap mata karena ada gangguan sambungan otak kiri dan kanan. Ada yang berpendeapat hal ini disebut disleksia dan ada yang menyebut aleksia.
Macam Disleksia
Berdasarkan jenis kesulitan yang dialami penyandangnya khusunya pada orang dewasa, disleksia terbagi menjadi beberapa jenis berikut:
Aleksia agrafia dengan karakteristik sebagai berikut:
Penderita mengalami kesulitan melabel benda. Sebagai contoh mengetahui bahwa pensil fungsinya untuk menulis tetapi tidak dapat menyebut kata "pensil".