Mohon tunggu...
M Hasbi A.s
M Hasbi A.s Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Cerpenis saja ...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meskipun Kau Berlindung

14 Agustus 2012   10:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:47 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya, Mbah Brewok tampak ragu. Namun demi melihat gurat sedih dan putus asa di wajahku, ia masuk kamar, berganti pakaian lalu menemuiku lagi dengan wajah yang lebih sumringah.

“Kita berangkat,” katanya.

*

Aku merutuki langit. Awan mendung itu tampaknya tak punya hati. Ia tak berencana membiarkan kubangan-kubangan ini menguap lebih dulu untuk diisi lagi. Guntur bersendawa keras. Bau khas hujan campur tanah dibawa angin yang lewat di sela tanaman jagung di samping kanan-kiriku.

Kabar Ilyas yang muntah darah mengacak-acak kesadaranku. Ia masih bisa diselamatkan. Ya, Ilyas harus selamat dan cuma Mbah Brewok yang bisa menyelamatkannya. Mbah Brewok mesti bisa.

Mbah Brewok duduk gelisah di jok belakang. Ia menepuk pundakku.

“Mbah turun sini saja.”

Dahiku mengerut. “Kenapa, Mbah?”

“Tidak apa-apa. Kamu sebaiknya cepat pulang. Mbah turun sini.”

Aku masih tak memelankan laju motor. “Tapi kenapa, Mbah?”

“Ibumu butuh kamu di rumah, lebih daripada butuh Mbah. Berhenti sini saja!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun