Mohon tunggu...
Hayunda Lail Zahara
Hayunda Lail Zahara Mohon Tunggu... Penulis - Author

Peramu rasa, peracik kata, pencipta nuansa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Arah Kemakmuran via Bank Tanah

26 Januari 2025   11:06 Diperbarui: 26 Januari 2025   12:31 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HPL Badan Bank Tanah di Kabupaten Poso. (Sumber: banktanah.id)

Oleh sebab itu, BBT dengan pendekatan reforma agraria yang serius, bertugas menyediakan tanah, mengelola, melakukan distribusi ulang tanah ke masyarakat. Khususnya ditujukan untuk memulihkan hak-hak masyarakat atas tanah yang terkena konflik dan supaya terbebas dari jerat kemiskinan struktural.

"Badan Bank Tanah wajib menyediakan minimal 30 persen lahan untuk reforma agraria." -- PP No. 64 Th, 2021

Kiprah Bank Tanah

Saat ini, Badan Bank Tanah (BBT) memiliki aset pertanahan seluas 33.115,6 hektar. Lahan ini banyak digunakan untuk kepentingan umum seperti pembangunan rumah subsidi, swasembada pangan, dan mendukung program pemerintah.

Subsidi rumah hijau Bumi Svarga Asri (BSA) di Kendal. (Sumber: Beritasatu / Alfida R.F.)
Subsidi rumah hijau Bumi Svarga Asri (BSA) di Kendal. (Sumber: Beritasatu / Alfida R.F.)

Terhitung setahun ke belakang, BBT telah membangun rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui program 3 juta rumah di Kendal. Uniknya, rumah-rumah yang disediakan ini diklaim sebagai hunian subsidi pertama di Indonesia yang mengusung konsep green building. Di mana salah satu fitur unggulannya adanya sistem penyimpanan air hujan melalui toren sehingga mampu menghemat konsumsi air tanah.

Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja. (Sumber: banktanah.id)
Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja. (Sumber: banktanah.id)

Kepala Badan Bank Tanah, Parman Nataatmadja, mengatakan bahwa pembangunan MBR ini juga akan diperluas ke seluruh Indonesia. Yakni di Tanjung Balai Asahan (Sumatera Utara), Tangerang Selatan (Banten), Purwakarta (Jawa Barat), Jember (Jawa Timur), dan Penajam Passer Utara (Kalimantan Timur).

Sementara itu, sebanyak 209.780 hektar lahan terlantar dialokasikan BBT untuk keperluan swasembada pangan melalui pembukaan sawah maupun kebun hortikultura. Beberapa titik lokasinya ada di Luhu (Maluku), Poso (Sulawesi Tengah), Tapanuli Selatan (Sumatera Utara), dan menyusul Kalimantan Selatan.

Bertani merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Poso. (Sumber: banktanah.id)
Bertani merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Poso. (Sumber: banktanah.id)

Sedangkan, kemandirian perikanan diwujudkan BBT bersama BUMDes melalui alokasi 7,5 hektar lahan di Desa Tengkurak, Kabupaten Serang. Lahan ini dimanfaatkan untuk budidaya bandeng dan rumput laut. Seperti kita tahu, daerah Serang memiliki potensi budidaya perikanan, terutama sate bandeng yang menjadi primadona kulinernya.


Usman, warga setempat yang kini berprofesi sebagai penjaga tambak bandeng sangat terbantu oleh uluran program BBT ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun