Mereka hanya mampu mengirimkan dana sebesar Rp100 ribu per orang per bulan untuk membantu. Suatu jumlah yang tak sebanding dengan kebutuhan hidup di kota besar saat ini.
Â
"Saya bingung, Mas. Bagaimana nanti saya harus membiayai  perawatan Bapak di rumah sakit. Iuran BPJS Kesehatan saja sudah setahun tidak terbayar karena kami minim penghasilan. Apalagi harga jual daging dan telur ayam di pasaran sekarang sedang turun," ujar Santoso tadi saat berbincang.
Â
Tak terasa air mataku mengalir. Betapa aku  mensyukuri jalan hidupku. Hampir satu dasarawarsa menjalani profesi sebagai office boy, tak pernah sekalipun aku kekurangan uang.
Â
Saldo tabunganku semakin bertambah di bank. Bahkan aku mampu setiap bulan membeli reksadana kecil-kecilan demi jaminan hari tua nanti.
Â
Orang tuaku di kampung hidup sederhana. Mereka menggantungkan penghasilan menjadi petani garapan. Kami terbiasa dengan gaya hidup yang jauh dari hura-hura.
Â
Aku bercermin pada kehidupan keluarga Santoso . Betapa dahsyatnya kuasa Tuhan Yang Maha Esa dalam berkehendak.