"Malam..." jawabnya lirih.
Â
"Permisi saya ikut duduk dulu di sini ya," pintaku sembari menunjuk kursi kosong di sebelahnya.
Â
Lelaki yang kukira-kira berusia 30-an itu pun hanya mengangguk lemah.
Â
Sembari membereskan peralatan pel yang baru saja kugunakan, aku mencoba mengajaknya sedikit berbincang. Barangkali ia memiliki beban tertentu yang ingin dibaginya kepada seseorang. Siapa tahu perasaan dan pikirannya menjadi ringan.
Â
Lelaki itu bernama Santoso. Ia berujar bahwa dirinya merasa kalut.
Â
Bapaknya tetiba mengalami serangan jantung ketika berada di rumah bersama sang ibu. Padahal sebelumnya tak ada riwayat sama sekali.