Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kesukaan Melayani Tiga Komunitas di Kompasiana

23 Oktober 2023   23:40 Diperbarui: 23 Oktober 2023   23:54 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluarga Kopaja71 pada acara Gagas RI ke-5, sumber: dokumentasi Mas Taufik.

Apa yang hendak saya bagikan?

Bahwa di atas adalah data. Tidak ada sama sekali unsur melebih-lebihkan. Entah semesta menyambut baik atau sedang beruntung, semakin hari bertambah follower.

Tentu, ada sesuatu yang menyebabkan mereka tertarik. Konten unggahan. Butuh waktu untuk membuatnya? Iya. Butuh pikir untuk mendesainnya? Iya. Butuh kocek untuk mengunggahnya? Iya.

Semua butuh, butuh, dan butuh pengorbanan. Ini melekat secara identik dengan melayani. Tak ada melayani yang tak berkorban. Saya pun belajar dari pengalaman hidup:

melayani adalah sebuah kata yang indah.

Kata yang menempatkan ego saya pada titik terendah untuk mau dan bersedia secara sengaja, menyajikan seapik mungkin konten komunitas.

Kata yang mengajari saya belajar mengerti bagaimana karakter orang-orang. Kata yang melatih sabar dan tenang dalam menghadapi masalah.

Kata yang telah membentuk karakter saya. Sesungguhnya, musuh terbesar kita adalah diri sendiri, bukan?

Apa upah saya melayani?

Uang? Oh, tidak! Pengorbanan yang terjadi jauh lebih besar. Terkenal? Ah, tidak juga, masih begini saja saya.

Anda mau tahu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun