Apa yang hendak saya bagikan?
Bahwa di atas adalah data. Tidak ada sama sekali unsur melebih-lebihkan. Entah semesta menyambut baik atau sedang beruntung, semakin hari bertambah follower.
Tentu, ada sesuatu yang menyebabkan mereka tertarik. Konten unggahan. Butuh waktu untuk membuatnya? Iya. Butuh pikir untuk mendesainnya? Iya. Butuh kocek untuk mengunggahnya? Iya.
Semua butuh, butuh, dan butuh pengorbanan. Ini melekat secara identik dengan melayani. Tak ada melayani yang tak berkorban. Saya pun belajar dari pengalaman hidup:
melayani adalah sebuah kata yang indah.
Kata yang menempatkan ego saya pada titik terendah untuk mau dan bersedia secara sengaja, menyajikan seapik mungkin konten komunitas.
Kata yang mengajari saya belajar mengerti bagaimana karakter orang-orang. Kata yang melatih sabar dan tenang dalam menghadapi masalah.
Kata yang telah membentuk karakter saya. Sesungguhnya, musuh terbesar kita adalah diri sendiri, bukan?
Apa upah saya melayani?
Uang? Oh, tidak! Pengorbanan yang terjadi jauh lebih besar. Terkenal? Ah, tidak juga, masih begini saja saya.
Anda mau tahu?