Saya senang ketika orang (d.h.i.) menjadi maju dan sukses dengan adanya ketiga komunitas itu. Melihat animo Kompasianer mengikuti sayembara cerpen Pulpen dan mendapat apresiasi, itu senyum saya melebar.
Semakin terasah keterampilan menulis cerpen. Kian banyak kosakata dipelajari. Ketegangan konflik lebih diperhatikan. Ada kemajuan di sana, seiring dengan semakin banyaknya menulis.
Pada Kopaja71, menyaksikan Kompasianer menang lomba lantas artikelnya ditayangkan kembali di IG Kopaja71 dengan tujuan mencarikan pembaca tambahan di luar Kompasiana, senyum saya semakin lebar.
Warga IG baik Kompasianer maupun non-Kompasianer semakin tahu bahwa kualitas tulisan Kompasianer oke-oke. Dengan menyabetkan gelar juara pada permulaan salindia artikel di IG, ada kepercayaan tambahan warga IG untuk membaca lebih lanjut.
Pernah saya berucap di grup WA Pulpen bahwa Pulpen ada sebagai ladang ibadah saya. Bagaimana melihat kemajuan teman-teman menulis cerpen, serasa upah ibadah samar-samar tampak di depan mata.
Ini belum terhitung kopi darat anggota keluarga Kopaja71 yang terjadi karena dukungan acara dari KG Media. Gagas RI besutannya menjadi ajang kami berkumpul.
Silaturahmi terjalin. Kami saling bercakap dan menimpali pendapat. Senang saja begitu, bisa berkumpul sesama Kompasianer. Dipercaya pula boleh memperpanjang umur.
Bagi Anda yang berminat membuat komunitas...
Di Temu Kompasiana, terbuka lebar untuk Kompasianer membuat komunitas. Bukan bermaksud mengajari, tetapi inilah pengalaman saya.
Bahwa agar komunitas berkembang, pendiri harus mau melayani. Berkorban sana-sini sebagai ejawantah perbuatan baik. Jangan harap tiba-tiba banyak anggota.