Sebagai karyawan yang ingin dinilai berintegritas dan bertanggung jawab, adalah sebaiknya merampungkan seluruh pekerjaan sebelum mengambil cuti. Cermati pula adakah potensi pekerjaan mendadak yang mungkin timbul kala harpitnas.
Semisal, harpitnas jatuh pada akhir bulan. Masih berpikir kita untuk mengambil cuti? Sudah tentu, akhir bulan adalah salah satu hari sibuk bekerja. Beban pekerjaan menumpuk. Banyak yang harus dilaporkan.
Tengoklah teman yang bisa menggantikan
Lihat rekan kerja di sekitar. Adakah yang bersedia menggantikan kita selama cuti, dengan catatan memiliki kompetensi sama bahkan lebih baik? Tidak dapat dimungkiri, kompetensi tiap-tiap karyawan berbeda-beda.
Ada yang ahli IT. Ada yang jago mengolah data. Ada yang mahir pembukuan. Ada yang pandai melayani pimpinan. Ada yang cakap mengurus klien. Kita cari yang kompetensinya mampu mengerjakan tugas kita.
Tanyalah dulu, apakah ia berkenan melakukannya? Ini menghindari rusaknya hubungan antarrekan kerja. Jangan sampai saat masuk seusai cuti, kita menjadi bahan omongan.
Kapan terakhir ambil cuti?
Kapan terakhir kita ambil cuti? Bisa dilihat pada aplikasi pegawai atau catatan yang kita buat sendiri. Apakah berdekatan dengan cuti harpitnas yang hendak diajukan?
Apakah masih ada sisa cuti yang boleh diambil? Ataukah kita terlalu sering mengambil cuti? Pegawai yang begitu banyak cuti, ada potensi terkena sorotan oleh sesama rekan kerja, atasan, bahkan pihak HRD.
Urgensi alasan cuti semakin dipertimbangkan. Jangan-jangan dibuat-buat hanya untuk melarikan diri dari pekerjaan?
Sebaiknya mengalah waktu harpitnas hari raya