Ada suara ketukan pintu.
“Siapa ya?” terdengar suara dari dalam rumah.
“Sulastri, Rin. Sulastri.”
Terdengar langkah kaki yang mendekat begitu cepat. Seorang wanita membuka pintu.
“Sulasssstttrrii!!”
“Kamu datang kok gak bilang-bilang. Tahu gitu saya jemput tadi.”
Wanita itu memandang bocah di sebelah Sulastri. Matanya berkedip berkali-kali, seolah-olah tidak percaya siapa yang dilihatnya.
“Aksila, kamu sudah besar ya. Cantik begini sekarang.”
Rini lekas menggendong Aksila. Diciuminya pipi Aksila berkali-kali. Dihirupnya aroma tubuh Aksila. Hati Rini begitu bahagia. Aksila hanya tersenyum.
“Nak, ke sini cepat. Bulik Sulastri datang,” panggil Rini pada enam anaknya. Mereka datang berlarian, lalu mencium tangan Sulastri. Anak tertua segera mengangkat koper Sulastri dan membawanya ke kamar. Anak kedua lekas pergi ke dapur, menyeduh teh hangat dan membawa sepiring pisang goreng.
***