"Hei kamu, apa yang sudah kamu lakukan di dunia?" Suara besar kembali menggema.
"Tuan, selama saya hidup, saya telah menciptakan kemudahan bagi manusia. Alat-alat penemuan hasil pemikiran saya, banyak digunakan membantu kehidupan".
"Awalnya saya berpikir, alat-alat itu saya hadirkan dengan maksud agar manusia bisa mengerjakan lebih banyak kegiatan dalam waktu yang sama. Tetapi, yang ada, mereka malah terlena dan menjadi malas karena kemudahan yang saya buat."
Arwah lelaki paruh baya itu menghentikan kesaksian. Dia meninggal terperangkap dalam ledakan di laboratorium tempatnya bekerja.
Sang suara kembali memasuki kamar tertutup itu. Dilihatnya timbangan lelaki itu."Baiklah. Aku sudah mendengar kesaksianmu. Tangan, lemparkan dadu itu" Dadu dilempar. Muncul angka enam di permukaan. Gerbang enam pun terbuka.
"Kamu masih perlu hidup lagi sebagai manusia di dunia baruku. Aku menghargai upayamu memanfaatkan waktu yang kuberi untuk bekerja menolong manusia. Tetaplah hidup sebagai manusia berguna. Untuk mereka yang menjadi malas karena penemuanmu, mereka ku buat tidak bertambah rezekinya."
Merasa bahwa sang suara mendengar keluh kesahnya, arwah lelaki itu berjalan riang menuju gerbang. Dia pun terlahir sebagai anak ilmuwan, berpikiran cerdas dan IQ tinggi. Selain itu, dia dikenal semua raja di dunia. Timbangan lelaki itu berat di kanan.
Tinggallah arwah ketiga. Arwah seorang pemuda bertubuh gempal dan masih sedikit umur.
"Hei kamu, apa yang sudah kamu lakukan di dunia?" Suara besar menggema untuk terakhir kalinya.
"Tuan, saya sudah menolong banyak wanita di dunia. Mereka yang berputus asa karena retak cinta, saya dengarkan keluh kesahnya. Saya pun menenangkan mereka dengan ucapan meneduhkan. Banyak dari mereka akhirnya bersemangat kembali meneruskan kehidupan."
Arwah pemuda itu menghentikan kesaksian, yang dari awal lantang diucapkan. Dia meninggal karena kecelakaan mobil bersama seorang wanita ketika tengah malam. Dia tewas di tempat kejadian.