sudah porak poranda, penghuninya kabur masuk ke hutan
belantara, takut dikejar-kejar oleh serdadu berwajah garang.
Semakin terkejutnya ia ketika melihat agen warta berita yang
selalu mengiriminya warta sudah hangus oleh api, agen itu nampak
diamuk api sampai jadi abu. Hancur hatinya, remuk
redam, sedu sedan. Terduduk ia di depan agen warta berita,
"Sebab ini burung itu tidak pernah lagi berkunjung ke rumahku,
ia kehilangan tempatnya, bahkan mungkin ia sudah
mati sekarang. Di mana engkau wahai burung berbulu cantik?" katanya
dalam hati dengan penuh renungan. Berdiri dan berjalan lagi ia
mengelilingi distrik yang porak poranda itu, dilihatnya banyak