Mohon tunggu...
Leo Naldi
Leo Naldi Mohon Tunggu... Buruh - Buruh di perusahaan swasta.

Daripada kata-kata itu hanya diam di sudut otak saya, maka lebih baik saya keluarkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manifesto 18 September

25 Juni 2024   10:28 Diperbarui: 25 Juni 2024   10:48 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sudah porak poranda, penghuninya kabur masuk ke hutan

belantara, takut dikejar-kejar oleh serdadu berwajah garang.

Semakin terkejutnya ia ketika melihat agen warta berita yang

selalu mengiriminya warta sudah hangus oleh api, agen itu nampak

diamuk api sampai jadi abu. Hancur hatinya, remuk

redam, sedu sedan. Terduduk ia di depan agen warta berita,

"Sebab ini burung itu tidak pernah lagi berkunjung ke rumahku,

ia kehilangan tempatnya, bahkan mungkin ia sudah

mati sekarang. Di mana engkau wahai burung berbulu cantik?" katanya

dalam hati dengan penuh renungan. Berdiri dan berjalan lagi ia

mengelilingi distrik yang porak poranda itu, dilihatnya banyak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun