"Apa kau berusaha untuk kabur? Jangan mimpi!" ucap pria bertopeng hitam seraya mengangkut leher Rega tinggi-tinggi.
Brak!
Pintu terbuka, lalu bersamaan dengan lampu yang menyala. Tampak Bisma dan seorang penjaga apartemen berdiri di tengah pintu.
"Lapar! Lapar!" teriak mahluk aneh yang masih menjilati lantai yang terdapat darah. Seketika pintu apartemen tertutup. Seringai mengerikan terlihat dari mahluk aneh itu, hanya dalam satu kedipan mata mahluk aneh itu sudah tak terlihat.
"Lapar! Lapar!" bisik Mahluk aneh, mahluk itu berdiri di samping kedua pria tadi dengan posisi menempel di dinding.
"Tenang saja malam ini kau makan banyak, setelah itu bekerjalah untukku. Hahaha." Suara menggelegar memenuhi apartemen.
Kelegaan yang sempat Rega rasakan dengan kehadiran Bisma dan Pak Romi--petugas keamanan apartemen--mendadak sirna. Ketiga pria dewasa itu saling pandang. Mereka mencari sumber suara yang terdengar menyeramkan.
Sementara suara lengkingan seseorang yang terdengar kesakitan kian membuat resah petugas keamanan apartemen yang berada di luar pintu.
Mereka kembali berusaha untuk membuka pintu yang tiba-tiba tertutup tadi, tetapi sangat sulit. Entah apa sebenarnya yang terjadi di dalam sana. Beruntung alat kedap suara di dalam tidak aktif, sehingga mereka mendengarnya.
"Argh!" pekik Rega. Sungguh logikanya menolak akan kejadian sekarang, bukannya tadi baik-baik saja kenapa sekarang jadi seperti ini.
Bisma menuju balkon; Pak Romi memapah Rega sambil menghubungi pos dengan HT-nya.