TAMU TAK DIUNDANG
By : Admin dan Member HWC batch 9
Langkah Rega tertahan, berhenti sejenak saat mendengar suara derit pintu dari depan. Ia mengernyit, mencoba mengingat siapa yang memiliki kunci apartemennya. Laki-laki itu menggeleng. Ia tidak pernah memberikan cadangan kunci pada siapa pun, lantas siapa yang masuk apartemennya?
Beruntung lampu ruangan cukup temaram karena sudah tengah malam. Sehingga ia bisa segera bersembunyi. Logika Rega berpikir mana mungkin teman atau orang baik masuk rumahnya di jam dan cara tidak wajar.
Ditelannya ludah dengan susah payah. kepalanya mencari sesuatu yang bisa dipakai sebagai senjata. Matanya tertuju pada pemukul golf yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Rencana mengambil air minum ke dapur terpaksa ia tunda.
Belum sempat Rega meraih tingkat pemukul golf, bayangan putih berkelebat di hadapannya. Penasaran dan takut bercampur menjadi satu.
Jarak Rega sudah dekat dari benda panjang itu. Dengan kaki yang gemetar begitu hebat, ia tetap melangkah perlahan. Namun, tiba-tiba.
Brak!
Kakinya tersandung kaki meja yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Rega mengumpat dalam hati. Tepat saat itulah, sosok yang tertutup topeng hitam berdiri di depan laki-laki itu.
Tak ada suara Rega terdiam menatap sosok bertopeng itu, tampak di tangan kanan terhias berlatih.
"Ka--kau si--apa?" tanyanya dengan suara getar, lidahnya kelu mengeluarkan pertanyaan, ya kini dirinya sedang tak baik-baik saja.