Aku berjalan maju perlahan, sampai tiba di depan bilik berpagar tinggi berwarna keemasan, pembatas pagarnya pun emas, berhias kaligrafi. Di balik bilik itu tubuh mulia  Rasulullah SAW terbaring. Aku pun turut mengangkat tangan sambil melantunkan shalawat;
Ya Nabi Salam 'Alaika , Ya Rasul Salam 'Alaika
Ya Habib Salam 'Alaika, Sholawatullah 'Alaika
Sholallah 'ala Muhammad...
Aku sekejap mematung, larut dalam perasaan senang dan syukur. Aku turut merasakan apa sekiranya yang dirasakan oleh mereka yang kulihat beberapa menit lalu. Terasa hadir getaran magis di setiap sudut tempat ini, di mana agama ini diperjuangkan empat belas abad yang lalu, oleh seorang rasul mulia yang jasadnya kini hanya berjarak beberapa depa di hadapanku.
Di depan bilik itu, dalam waktu yang singkat itu aku tuntaskan rinduku ini sepantasnya sebagai penutup ibadah hajiku di tahun itu. Perjalanan suci sekaligus penebus rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H