Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI, mengatakan bahwa setiap penurunan pertumbuhan ekonomi China sebesar 1% berdampak ke Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,6%. Lantas, apakah stagflasi ini menyulitkan perekonomian industri dalam negeri?
Berdasarkan data terakhir malah surplus di kuartal III karena harga komoditas kita yang luar biasa, setelah 5-10 tahun terakhir ini belum pernah mengalami surplus dengan China.Â
Hal itu karena China mengimpor banyak batubara, di saat yang sama harga komoditas impor juga relatif baik, seperti karet, CPO, mineral tembaga dan nikel, terakhir di september sebesar 4,3 miliar USD. Ini akan mendorong surplus selama satu dekade terakhir dan surplus ekspor sekitar 203 miliar USD, selama satu dekade terakhir juga semenjak 2001.Â
David Sumual, Kepala Ekonom BCA, memproyeksikan neraca dagang akan surplus lebih dari 30 miliar USD pada tahun 2021. Walaupun belum ke arah supercycle ---kenaikan harga komoditas dalam waktu yang panjang--- tetapi, dalam jangka pendek, Indonesia merasakan  kenaikan ekspor sebesar 66% dikontribusi akibat kenaikan ekspor ke China dan kenaikan harga komoditas.
KESIMPULAN
Inflasi yang terjadi di China telah mengakibatkan negara tirai bambu mengalami stagflasi. Stagflasi terjadi karena pertumbuhan ekonomi yang terus menurun, tetapi sebaliknya pengangguran semakin meningkat.Â
Stagflasi mengakibatkan China mengalami kemerosotan PDB. Pertumbuhan ekonomi hanya mampu tumbuh 4,9% pada kuartal III 2021, jauh jika dibandingkan dengan kuartal I yang tumbuh sebesar 18,3%.
Stagflasi yang terjadi pada china telah banyak membawa dampak negatif, seperti kontraksi pada perusahaan-perusahaan besar, perlambatan sektor real estate, dan susahnya memenuhi pasokan kebutuhan.Â
Gejolak stagflasi yang mengancam China turut mengancam perekonomian Indonesia karena hubungan dagang yang sangat erat. Di mana setiap penurunan pertumbuhan ekonomi China sebesar 1% berdampak ke Indonesia sebesar 0,3% hingga 0,6%.
Indonesia harus tetap waspada karena stagflasi China masih terus terjadi, dan akan mempengaruhi negara-negara lain sebagai mitra dagang. Walaupun penurunan pertumbuhan China berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Menurut penulis, stagflasi ini akan sangat berdampak pada harga komoditas di Indonesia.Â
Kenaikan harga komoditas di China dapat dimanfaatkan Indonesia untuk memaksimalkan jumlah ekspor dan dapat mendorong surplus ekspor Indonesia ke China.