Mohon tunggu...
Reiza Patters
Reiza Patters Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just an ordinary guy..Who loves his family... :D

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontroversi Kretek Dalam RUU Kebudayaan dan Industri Rokok

4 Oktober 2015   02:59 Diperbarui: 4 Oktober 2015   07:18 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jika berbicara soal Tembakau, nilai-nilai budaya yang harus dilindungi. Berbicara soal Tembakau, Petani di Indonesia memiliki nilai-nilai yang membuat bangsa ini berkepribadian dalam budaya. Seperti, ritual dalam setiap musim tanam dan panen. Serta kapan hasil ini dijual. Kondisi ini, lanjutnya, tidak akan masuk kedalam dugaan perang antara industri farmasi dan rokok luar negeri.

Kretek ini adalah persoalan budaya bangsa. Ketika kretek ini diganggu orang Indonesia akan marah. Sama halnya ketika Reog Ponorogo diklaim oleh Malaysia,” jelasnya.

Selain Rieke, dukungan juga muncul dari Wagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang pernah mengatakan bahwa rokok kretek adalah warisan budaya unik nusantara dan kreasi khas anak bangsa yang harus dipertahankan untuk perkembangan produksi dan penerimaan negara. Keberadaan industri rokok kretek di Indonesia memberikan manfaat dan menjadi tumpuan jutaan tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung.

Menurut dia, Jatim salah satu penghasil rokok kretek terbesar yang menggunakan bahan baku asli dari Indonsia sekaligus penghasil cukai terbesar. Market tembakau Indonesia terhadap dunia sebesar 34 persen dan 25 persen dari Jatim, kususnya dari Jember. Sedangkan produksi tembakau rata-rata dalam periode 2001 – 2011, sebesar 73.304 ton dan 9.988 ton dengan luas budidaya menyebar di 22 kabupaten dengan luasan 110.813 ha. Jatim memiliki 1.399 unit pabrik rokok besar maupun kecil yang tersebar di seluruh daerah dengan total produksi mencapai Rp 180 miliar.

Pernyataan Gus Ipul tersebut didukung oleh Koordinator Masyarakat Bangga Produk Indonesia (MBPI) Fahmi Idris. Dia pernah mengatakan bahwa Jatim adalah penghasil dan penyumbang pendapatan terbesar di sektor cukai. Dia mencontohkan, PT Freeport di Papua hanya menyumbang Rp 20 triliun dari royalti penambangan minyak, sedangkan rokok atau cukai di Jatim menyumbang lebih dari Rp 60 triliun. Namun dampak yang ditinggalkan dari PT Freepot terhadap pembuangan limbah harus dibayar mahal oleh negara dan buruk bagi lingkungan sekitar.

“Kretek layak jadi warisan budaya dunia seperti keris atau batik. Dunia telah mengenal minuman Sake dari Jepang dan cerutu dari Kuba. Dulu saya ketika jadi menteri sempat mengusulkan Kretek menjadi national heritage,” tegasnya.

Dukungan menjadikan kretek sebagai bagian dari warisan budaya, justru juga muncul dari budayawan Mohammad Sobary. Dia mengecam para wakil rakyat di DPR yang mempersoalkan kretek sebagai warisan budaya.

Seperti diketahui, pasal 37 RUU Kebudayaan menyebutkan adanya perlindungan kretek sebagai warisan budaya. Namun, faktanya, sejumlah politisi DPR, terutama dari Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional mengecam hal ini. Padahal RUU itu sendiri merupakan inisiatif DPR. Sobary menilai, penolakan itu menunjukkan wakil rakyat itu tak paham kebudayaan.

“Bagaimana paham kebudayaan kalau mereka tidak mau tahu terhadap persoalan rakyat yang terinjak-injak,” kata Sobary di Jakarta, seperti dikutip dari Republika online.

Ia mengingatkan, kretek bukan sekadar rokok. Mantan wartawan ini lantas mengutip Mark Hanusz, penulis buku Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia Clove Cigarettes. “Tulis Mark, kretek itu bukan rokok, bukan pula cerutu. Meski sama-sama berbahan baku tembakau, namun kretek juga mengandung bahan baku lain yang tidak dimiliki oleh rokok jenis manapun yakni cengkeh,” terangnya.

Memang bunga cengkeh sudah sejak lama jadi komoditas perdagangan penting dan menjadi sa;ah satu alasan wilayah nusantara diincar dan dikuasai penjajah. Sebagai tanaman endemik bernilai ekonomi tinggi dan menjadi bagian hidup masyarakat, cengkeh turut membentuk bangunan budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun